KESEHATAN

Rabies

Rab, 28 Jun 2023

RABIES atau penyakit anjing gila ialah penyakit akibat infeksi virus rabies yang menyerang saraf pusat (otak dan saraf tulang belakang). Penularan rabies terutama melalui gigitan hewan penular rabies, tetapi dapat juga melalui cakaran atau jilatan pada luka terbuka. Di Indonesia, 98% hewan penular rabies ialah anjing meski dapat juga kucing, kera, kelelawar, dan rubah. Setiap tahun, virus itu menyebabkan sekitar 59 ribu kematian.

Setelah korban terkena gigitan, gejala rabies akan timbul dalam waktu bervariasi, antara 30 dan 150 hari. Namun, ada juga yang hanya beberapa hari. Gejala yang timbul dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama, gejala tidak khas berupa demam, lesu, hilang nafsu makan, sulit tidur, dan sakit kepala dan tenggorok. Gejala tahap kedua atau sensoris meliputi rasa kesemutan atau panas di tempat gigitan, cemas, dan timbul reaksi berlebihan terhadap cahaya atau suara. Tahap selanjutnya, tahap eksitasi, sudah timbul gangguan saraf pusat yang jelas seperti kebingungan, halusinasi, ketakutan (fobia), dan agresivitas. Fobia merupakan ketakutan tidak beralasan dengan hal-hal yang di sekitar, misalnya ketakutan terhadap air (hidrofobia), udara (aerofobia), dan cahaya (fotofobia). Semua bentuk fobia itu dapat ditemukan pada orang yang terkena rabies, tetapi hidrofobia merupakan gejala khas pada rabies. Gejala lain pada tahap itu berupa kaku otot, keringat, liur, atau air mata berlebihan. Sekitar 70%-80% pasien akan meninggal dalam beberapa hari setelah tahap itu. Beberapa pasien mengalami kelumpuhan atau paralisis, yaitu kelemahan otot, termasuk kelumpuhan otot pernapasan dan jantung yang dapat menyebabkan kematian.

Hewan yang terkena rabies menunjukkan gejala serupa dengan manusia. Sebagian besar anjing akan meni....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement