“DULU, di desa ini ada pundhen (punden, sesuatu yang dikeramatkan) berupa pohon tua yang besar. Namun, sejak kepala desa berganti yang baru, pohon tersebut ditebang karena dianggap sumber kesyirikan,” tutur salah satu informan saya. Air muka lelaki 60 tahunan itu berubah mendung saat mengucapkan hal tersebut.
Kekecewaan terdengar jelas dari suaranya. Suasana ruang tamu tempat kami berbincang turut senyap beberapa saat.
Sebenarnya, pada saat yang sama gelombang kekecewaan juga sedang bergejolak di perasaan saya. Bayangkan saja, pohon yang telah berusia puluhan bahkan mungkin ratusan tahun dan menjadi rumah bagi beragam makhluk hidup harus 'd....