KEMAMPUAN berpikir kritis memang memberikan dampak positif terhadap kehidupan. Saat berpikir kritis, seseorang otomatis akan memiliki pemahaman yang lebih mendalam terhadap topik atau masalah tertentu, mampu menyampaikan argumen dengan lebih jelas dan persuasif, dan mampu mengambil keputusan yang lebih baik.
Berpikir kritis bisa dilatih dan dikembangkan. Seorang perempuan generasi Z, Jennifer Marcellyn Cen, melatih dan mengasah kemampuan berpikir kritisnya melalui kompetisi debat. Sosok yang akrab disapa Jen itu mendapat penghargaan dalam ajang bergengsi World Universities Debating Championship (WUDC) 2025 yang berlangsung di Panama City, Panama. Jen bersama Rachel Chen dari Universitas Bina Nusantara (Binus) berhasil meraih penghargaan English as Foreign Language (EFL) Champion. Selain itu, Jennifer juga dinobatkan sebagai EFL finals best speaker dan berhak menerima penghargaan Boby Andika Ruitang Award.
WUDC dikenal sebagai salah satu turnamen debat terbesar di dunia dengan format debat ala Parlemen Inggris. Dalam kompetisi itu, peserta melewati sembilan babak penyisihan sebelum menuju tahap eliminasi. Dalam turnamen yang diikuti oleh 229 tim dari 111 perguruan tinggi di 40 negara tersebut, Jennifer dan Rachel berhasil mengalahkan tim dari Rosario University (Columbia), University of Sao Paulo (Brasil), dan Instituto Tecnologico de Monterrey (Meksiko) pada babak final.