OLAHRAGA

Ayo! Guncang All England 2021

Jum, 12 Mar 2021

SALAH satu Kejuaraan bulu tangkis paling prestisius di dunia, All England, dijad­walkan akan dimulai pada 17-21 Maret di Utilita Arena, Birmingham, Inggris.
Delapan wakil Indonesia yang terdiri atas 3 tunggal putra, 3 ganda putra, 1 ganda putri, dan 1 ganda campuran bersiap mencoba peruntungan di turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu. Indonesia tidak mengirimkan wakil di sektor tunggal putri.
Di sektor tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Tommy Sugiarto akan berjuang untuk memperebutkan gelar di Birmingham.
Pada sektor ganda putra, tiga pasangan andalan Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Fajar Alfian/Rian Ardianto, dan pasangan peringkat satu dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, akan bartarung untuk kembali membawa gelar All England ke Tanah Air. Tahun lalu, wakil Jepang berhasil merebut gelar yang sudah tiga tahun berturut-turut diraih wakil Indone­sia (2017-2019).
Juara Thailand Terbuka di sektor ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi harapan satu-satunya bagi Indonesia untuk me­rebut gelar All England di sektor ganda putri.
Lalu, untuk sektor ganda campuran, juara All England 2020, Melati Daeva Oktavianti/Praveen Jordan akan bertanding sekuat tenaga untuk mempertahankan gelar.
Satu pekan jelang All England, persiapan demi persiapan terus digembleng oleh Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), hal itu dilakukan tentu agar skuad Merah Putih dapat menampilkan penampilan terbaik.

Kendala nonteknis


Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky, mengungkapkan, setelah kembali dari turnamen Tur Asia di Thailand pada Januari lalu, pemain langsung kembali berlatih dengan intensitas tinggi. Segala kekurang­an dan kelemahan di Thailand telah dievaluasi dan langsung diperbaiki untuk persiapan All England.
“Turnamen All England ini bagi PBSI merupakan turnamen sangat penting karena memiliki gengsi sangat tinggi. Selain itu, kejayaan prestasi Indonesia banyak terukir pada turnamen tertua di dunia ini,” ucap Rionny dalam keterangan resminya, Rabu (10/3).
“Segala kekurangan dan kelemahan di Thailand sudah dievaluasi dan diperbaiki oleh saya dan jajaran pelatih di setiap sektor,” imbuhnya.
Dengan bertanding di tengah pandemi, Rionny mengungkapkan fokus latihan yang dilakukan PBSI bukan hanya terkait teknis di lapangan, tetapi juga pada persiapan nonteknis seperti penerap­an protokol kesehatan.
“Pada kondisi pandemi covid-19 yang belum mereda, tentu para pemain memerlukan adaptasi dengan aturan-aturan dan protokol kesehatan yang ditetapkan di setiap negara. Oleh karena itu, persiapan dalam menghadapi kendala nonteknis ini, pemain harus benar-benar mengantisipasi­nya. Musuh mereka bukan hanya la­­wan di tengah lapangan, tetapi juga ada vi­rus co­vid-19,” te­rangnya.
“Seluruh pemain dan tim pendukung selalu melakukan swab PCR rutin dan berkala. Bahkan sebelum berangkat, seluruh atlet, pelatih, dan tim pendukung sudah mendapat vaksinasi covid-19 sebanyak dua kali,” tambahnya.
Saat ditanya terkait target prestasi untuk All England, Rionny berharap skuad Merah Putih dapat membawa pulang setidaknya satu gelar juara.
“Untuk target pastinya kami ingin Indonesia bisa merebut gelar juara. Paling tidak, dari keempat sektor tersebut, setidaknya bisa mendapat satu gelar juara, seperti tahun-tahun sebelumnya. Syukur jika bisa lebih,” sebutnya.
“Pada turnamen All England kali ini, Indonesia memiliki peluang besar meraih juara pada sektor ganda putra, tunggal putra, ganda campuran, dan ganda putri,” jelasnya.
Sementara itu, pelatih tunggal putra Indonesia, Hendry Saputra, mengungkapkan bahwa ada bebe­rapa hal yang menjadi perhatiannya dan harus ditingkatkan oleh anak didiknya sebelum bertarung di All England.
“Untuk All England, sebelum berangkat. Selama satu bulan terakhir ini kami mencoba melakukan peningkatkan daya tahan, fisik, stamina, dan tenaga untuk mereka,” ucap Hendry.
“Hal lain yang paling penting untuk dipersiapkan ialah fokus pikiran pemain,” imbuhnya.
Diakui oleh Hendry tidak mudah melakukan persiapan yang singkat sekitar satu bulan. Apalagi dilakukan selepas pemain tampil pada tur Asia, yakni dua edisi Thailand Terbuka 2021 dan Final Tur 2020 pada Januari kemarin.
Terlebih setelah pulang dari Thailand, pemain tidak dapat langsung berlatih dan harus melakukan isolasi mandiri selama lima hari. Waktu latihan yang sempit ini pun harus digunakan dengan sangat baik oleh Hendry dan anak didiknya.
“Memang ini tidak gampang, tapi dalam satu bulan ini kami fokuskan untuk meningkatkan konsentrasi pikiran mereka. Hal ini dilakukan supaya mereka bisa mengatasi kendala tidak yakin atau tidak fokus saat pertandingan,” kata Hendry.
“Mudah-mudahan dengan pengalaman di Thailand kemarin, pada kejuaraan All England, atlet-atlet kita bisa memberikan performa terbaiknya,” tukasnya.

Bidikan Minions


Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi, mengatakan persiapan anak didiknya menuju All England terus dilakukan. Disebutnya, setelah melakukan evaluasi dari apa yang telah ditampilkan anak didiknya di Thailand, Herry mengatakan materi latihan yang diberikannya kali ini lebih berfokus pa­da penguatan otot ta­ngan.
“Setelah pulang dari Thai­­land kan saya bilang otot ta­ngan mereka agak kurang. Nah, latihan yang saya desain memang khusus pe­nguatan otot ta­ngan,” sebut Herry.
“Variasi la­tihannya ada macam-ma­cam, selain gym yang memang wajib, ada juga latihan-latih­an khusus seperti melaku­kan lempar­an-lemparan menye­rupai smash menggunakan medicine ball, kita juga latihan pakai raket berat,” terangnya.
Jika melihat dari progres hasil latihan, Herry mengungkapkan performa anak didiknya telah menunjukkan perkembangan po­sitif.
“Progresnya sampai saat ini, naiknya cukup baik walaupun memang masih ada yang kurang. Setelah pulang dari Thailand saya melihat peningkatan performanya meningkat lebih baik, lebih kurang 60-70% peningkatannya,” ungkap pelatih yang memiliki julukan ‘Coach Naga Api’ itu.
Meski melakukan pelatihan ha­nya sekitar satu bulan, dia berha­rap salah satu dari anak asuhnya dapat kembali menyabet gelar juara. Setelah pada tahun lalu Kevin/Marcus harus merelakan ge­lar juara kepada wakil Jepang.
“Harapan saya sih satu, saya pe­ngen juara di All England itu aja, pasangan siapa pun itu,” tukasnya.
Setelah gagal tampil di tiga turnamen yang digelar di Thailand, menyusul Kevin Sanjaya yang terinfeksi virus covid-19. Minions julukan untuk Kevin/Marcus akan kembali ke lapangan bulu tangkis profesional setelah satu tahun absen.
Harus puas keluar sebagai runner-up pada All England 2020 setelah ditekuk wakil Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, pasangan peringkat satu dunia itu berambisi dapat merebut gelar juara pada tahun ini.
“Targetnya pasti juara, kami kalau sampai final saja kan dibi­lang gagal. Jadi, semoga kami bisa comeback dan dapat hasil terbaik,” kata Marcus.
Lama tak kembali berkompetisi, dikatakan oleh Marcus dirinya dan Kevin lebih banyak melakukan persiapan mental, terlebih turnamen kali ini berbeda dari turnamen sebelumnya yang mana di gelar di tengah pandemi.
“Mungkin lebih ke hatinya yang harus disiapkan dan mentalnya. Sudah lama enggak tanding kan, apalagi sekarang ada aturan protokol kesehatan dan banyak tes, pastinya tidak sebebas di turnamen-turnamen dulu,” terangnya.
Semangat yang sama juga dilontarkan Kevin jelang tur­namen All England 2021. Dalam unggahan story Instagram pribadinya, Kevin terlihat meng­ucapkan selamat ulang tahun kepada Marcus yang berulang tahun pada 9 Maret. Tak hanya mengucapkan selamat ulang tahun, Kevin juga mengajak sang partner bersiap mengguncang All England.
“Selamat ulang tahun partner andalan @marcusfernaldig, ayo guncang All England 2021 bersama,” tulis Ke­vin. Ajakan Kevin itu pun langsung disanggupi oleh Marcus Fernaldi. “Siap,” balas Marcus singkat. (PBSI/R-2)

....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement