NUSANTARA

Banjir Rendam Ribuan Rumah di Kalsel

Sen, 10 Jun 2024

PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga korban banjir di Kabupaten Tanah Bumbu. Kondisi cuaca buruk berupa hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di sebagian wilayah Kalimantan Selatan menyebabkan bencana banjir tersebut meluas merendam ribuan rumah di puluhan desa.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, R Suria Fadliansyah, mengatakan bantuan paket sembako dan peralatan seperti matras dan tenda telah disalurkan melalui BPBD Tanah Bumbu untuk disalurkan kepada warga korban bencana.

Data Pusdalops BPBD Kalsel mencatat, banjir di Kabupaten Tanah Bumbu melanda 29 desa pada tujuh kecamatan meliputi Sungai Loban, Kusan Hulu, Kuranji, Kusan Tengah, Karang Bintang, Satui, dan Batulicin. Kecamatan Satui menjadi daerah terparah yang dilanda banjir dengan jumlah korban mencapai 3.200 keluarga atau 11 ribu jiwa.

Sedangkan jumlah korban terdampak di Kecamatan Sungai Loban mencapai 2.224 jiwa, Kusan Tengah 3.342 jiwa, dan Kusan Hulu 772 jiwa. Total korban bencana banjir di Tanah Bumbu ini mencapai 18.000 jiwa lebih. Selain itu, lebih dari 200 orang terpaksa mengungsi dan tinggal di lokasi penampungan.

Selain Kabupaten Tanah Bumbu, banjir juga terjadi di Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar. Kepala BPBD Banjar Warsita mengatakan hujan dengan intensitas tinggi di bagian hulu menyebabkan DAS Riam Kanan meluap.

“Jika hujan terus turun maka banjir akan semakin meluas. Di sisi lain, debit air di Waduk Riam Kanan juga terus meninggi mencapai 59,5 meter mendekati batas merah 60 meter,” ujar Warsita.

Sementara itu, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor 100.3.3.2/189/BPBD- 2024, status tanggap darurat bencana banjir lahar dingin, banjir bandang, dan longsor di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat telah berakhir pada Sabtu (8/6).

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Basarnas Padang Abdul Malik mengungkapkan, setelah berakhirnya masa tanggap darurat di Tanah Datar, pencarian terhadap 10 orang korban banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi resmi dihentikan.

“Penghentian operasi SAR gabungan ini berdasarkan kesepakatan keluarga korban, Bupati, tim SAR, dan perangkat Nagari di daerah itu,” ungkapnya.

Abdul Malik menjelaskan, keputusan diambil setelah operasi SAR tidak efektif. Alasannya, tidak ditemukannya tanda-tanda keberadaan korban. Sebelumnya, operasi SAR telah berlangsung selama 28....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement