PARA anak muda yang berusaha mengembangkan karier, mencari penghidupan yang layak, berbondong-bondong datang ke kota besar. Jumlah mereka yang banyak ini menimbulkan permasalahan baru, yaitu keterbatasan hunian. Hal ini menjadi permasalahan utama. Sebab, rumah dan apartemen tidak terjangkau, pilihan untuk menyewa kamar kost, menjadi salah satu alternatif.
Pasar sewa hunian pun ikut berubah. Penghuni dari kelompok anak muda kini mencari fleksibilitas dan pengalaman yang lebih praktis, sementara model sewa tradisional belum mampu memenuhi harapan tersebut. Sedangkan di sisi lain, pemilik properti juga menghadapi tantangan dalam menjaga okupansi dan mengelola hunian sewa secara efisien. LiveIn, salah satu startup sewa properti, melihat peluang ini. LiveIn mempertemukan para pemilik properti yang tidak terpakai dengan para penyewa kamar kos. Dengan model ini, LiveIn tidak hanya meningkatkan tingkat okupansi dan pendapatan sewa pemilik properti, tetapi juga menghadirkan hunian modern yang lebih terjangkau bagi anak muda. Country Manager LiveIn Indonesia, Lau Ngee Keong, dalam presentasinya di Jakarta menegaskan bahwa LiveIn memiliki visi untuk menjadi pilihan utama dalam pengalaman hunian terbaik di dunia.
“Kami percaya bahwa tempat tinggal membentuk peluang, pola pikir, dan masa depan seseorang. Tak seharusnya ada yang mengor....