EKONOMI

Batu Bara masih Diandalkan Di Masa Transisi Energi

Rab, 07 Agu 2024

KENDATI menggencarkan transisi energi ke energi baru terbarukan, sejumlah pembangkit listrik di Tanah Air seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih menggunakan baru bara sebagai bahan bakar penggeraknya.

Untuk itu, rantai pasok batu bara terus diperkuat oleh PT PLN (Persero) lewat Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) ke PLTU demi terjaminnya keandalan listrik. Hal ini sesuai mandat dari pemerintah dalam kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) untuk seluruh pembangkit.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan PLN EPI mempunyai tugas utama dalam menjaga rantai pasok batu bara ke pembangkit.

Keberhasilan transformasi bisnis yang dilakukan PLN EPI sebagai subholding mampu dilihat dari realisasi HOP setiap pembangkit yang berada di atas 20 HOP. Digitalisasi sistem dan integrasi monitoring menjadi kunci keberhasilan realisasi DMO.

“PLN EPI memastikan pasokan energi primer terjamin dengan monitoring pasokan yang terintegrasi dengan Minerba Online Monitoring System (MOMS) milik Ditjen Minerba hingga perbaikan infrastruktur. Hal ini penting untuk menjamin pasokan listrik yang andal untuk seluruh masyarakat,” kata Iwan di Jakarta, kemarin.

Pasokan batu bara untuk kelistrikan umum pada 2024- 2026 telah dipenuhi melalui Penugasan kepada Sumber Tambang sesuai Surat Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, nomor : B-1839/ MB.05/DBB.OP/2023 tertanggal 2 Desember 2023.

Pasokan batubara DMO dengan harga US$70/metrik ton untuk pembangkit PLN ini sangat penting dalam menjadikan tarif listrik tetap terjangkau.

Untuk bisa memastikan jaminan pasokan PLN EPI juga telah melakukan berbagai pembaruan kontrak, yang semula kontrak jangka pendek, menjadi kontrak jangka panjang dengan penambang langsung.

Upaya ini merupakan strategi untuk mendapatkan kepastian pasokan batu bara ke pembangkit. Pada 2023 pencapaian batubara DMO mencapai 176,80 juta ton. Sementara itu, pada 2024, pemerintah telah mencanangkan target pemenuhan kebutuhan batu bara domestik sebesar 181,30 juta ton.

Tercatat pembangkit di wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali) punya stok rata-rata batu bara sebesar 25,7 HOP, pembangkit di wilayah Sumatra-Kalimantan (Sumkal) sebesar 19,6 HOP, dan pembangkit di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua-Nusa Tenggara (Sulmapana) sebesar 32,4 HOP.

Di sisi lain, PLN EPI meraih pendapatan usaha sebesar Rp20,22 triliun selama 2023 atau tumbuh 29,77% year on year (yoy) dibandingkan capaian tahun 2022 yang sebesar Rp15,5 triliun.

Capaian ini menjadikan PLN EPI sebagai subholding PT PLN (Persero) yang berkontribusi besar terhadap pendapatan beyond kWh (pendapatan non kelistrikan) PLN yakni sebesar Rp5,08 triliun.

Adapun, PLN EPI telah menciptakan value creation bagi PLN Grup berupa efisiensi biaya pokok penyediaan (BPP) listrik sebesar Rp1,89 triliun meliputi efisiensi biaya penyediaan gas, biomassa, batu bara serta ef....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement