BAYI tabung atau In vitro fertilization (IVF) dapat menjadi pilihan bagi pasangan yang sulit memiliki keturunan karena masalah infertilitas. Meski demikian, opsi tersebut disarankan menjadi yang terakhir. Dokter kandungan dr. Cepi Teguh Pramayadi, SpOG, menuturkan pasangan yang mengalami gangguan kesuburan biasanya tidak langsung disarankan untuk menjalani program bayi tabung. Melainkan inseminasi buatan yang merupakan metode mendekatkan sperma dengan sel telur secara natural di rahim. Tujuannya, terang Cepi, meningkatkan jumlah sperma yang berhasil sampai di tuba falopi sehingga mampu meningkatkan kesempatan sel telur untuk dibuahi sperma.
“Penanganan awal biasanya tidak langsung bayi tabung. Bayi tabung itu pilihan terakhir pada saat program secara alami belum berhasil, naik satu tingkat adalah inseminasi. Kemudian meningkat ke bayi tabung,” katanya dalam diskusi IVF for Everyone di Smart Fertility Clinic Rumah Sakit Primaya Evasari, Jakarta, Jumat (14/6).
Pada kesempatan yang sama, Dokter kandungan dan ahli fertilitas endokrinologi reproduksi Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG(K) menyebut siklus bayi tabung di Indonesia masih rendah, hanya ada 50-60 siklus bayi tabung dari setiap 1 juta penduduk. Sementara, imbuh Budi, prevalensi infertilitas di Indonesia mencapai 10%-15% atau sebanyak 35 j....