OLAHRAGA

Beban Berat di Pundak Atlet Muda

Jum, 14 Apr 2023

EDISI SEA Games Kamboja ini menjadi kali kedua pemerintah menerapkan review ketat dalam kerangka Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) untuk multi­event dengan tujuan kontingen yang efisien dan efektif. Cabang olahraga diminta untuk memberi porsi lebih banyak atlet junior, tapi dengan tetap beban tinggi untuk meraih medali emas.
Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) mencanangkan target lima medali emas. PB PASI optimistis dengan target itu berbekal program latihan pelatnas sejauh ini yang dinilai menunjukkan perkembangan positif.
Target itu juga lebih moderat ketimbang edisi Vietnam lalu. Pasalnya, pada edisi Vietnam lalu tim atletik hanya mampu membawa pulang 2 emas, 5 perak, dan 4 perunggu.
Di Kamboja nanti, emas diproyeksikan diraih oleh Maria Londa di nomor lompat jauh putri, Eky Febri Ekawati dari nomor tolak peluru putri, Odekta Elvina Naibaho di nomor maraton putri, Safwaturahman dari nomor lompat jauh putra, dan Abdul Hafiz dari lempar lembing putra.
Sekjen PB PASI Tigor Tanjung menyampaikan, Pelatnas Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) untuk SEA Games Kamboja menyiapkan 25 atlet inti. Posisi dilema diakui cabang olahraga lantaran harus memenuhi target tinggi, tapi juga diminta menurunkan atlet-atlet junior yang masih perlu terus meningkatkan level.
“Menurut saya, kita untuk SEA Games itu sebaiknya jangan terombang-­ambing. Kalau SEA Games memang sebagai target antara, dengan atlet lapis kedua, ya sudah konsisten dan konsekuen,” ucap Tigor.
“Tapi ini kan masih campur aduk. Kita dikejar target, jadi atlet senior turun lagi. Siklus SEA Games ini kan pendek, dua tahun, jadi tidak terasa. Setelah ini tiba-tiba sudah SEA Games lagi,” imbuhnya.
Jelang menghadapi SEA Games, ujar Tigor, sedianya akan ada beberapa kejuaraan yang diikuti sebagai pemanasan, tapi tak bisa karena jadwal yang terlalu mepet. Sebab itu, PASI menyiasati dengan menggelar tes parameter para atlet yang akan dikirim ke Kamboja.
Seusai SEA Games nanti, atletik bakal menerapkan sistem promosi dan degradasi untuk menatap Asian Games Hangzhou dan Olimpiade 2024. Sebab itu, sangat mungkin akan ada atlet-atlet senior yang tergeser.
“Keinginan kita untuk lolos ke Olimpiade 2024, kemudian kita ingin medali di Asian Games. Karena itu, sesudah SEA Games, baru akan diterapkan ­promosi dan degradasi,” ucap Tigor.

Pertahankan gelar
Dari cabang renang, Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) mematok tiga target emas. Dua emas di antaranya diharapkan bisa dipertahankan dari dua atlet muda, Masniari Wolf dan Flairene Candrea Wonomiharjo, yang sukses meraih podium tertinggi di Vietnam lalu.
“Ini bukan SEA Games yang pertama kali lagi dan aku ada kemauan untuk mempertahankan gelar juara. Aku merasa aku mampu kok mendapat medali emas SEA Games dua kali berturut-turut. Tapi aku enggak berpatok sama itu, jadi aku cuma berpikir pas SEA Games bakal melakukan yang terbaik,” kata Flairene Candrea yang di Vietnam lalu meraih emas dari nomor 100 meter gaya punggung putri.
Pada SEA Games Vietnam, renang memboyong 2 emas, 3 perak, dan 10 perunggu. Di Kamboja nanti, tim renang juga masih akan dihuni atlet senior kombinasi junior, dengan komposisi yang lebih banyak atlet muda untuk mempersiapkan regenerasi.
“Di pelatnas kali ini rata-rata usia atletnya menjadi 19 tahun dari sebelumnya rata-rata 25 tahun,” ujar Ketua Umum PRSI Anindya Bakrie.
Cabang fin swimming diproyeksikan menjadi salah satu penyumbang me­dali emas. Tim fin swimming optimistis membidik tujuh emas. Target tujuh emas tersebut lebih banyak ketimbang capaian tim di edisi sebelumnya. Di SEA Games 2021 Vietnam, tim fin ­swimming Indonesia meraih 3 emas, 6 perak, dan 3 perunggu.
“Target kami tujuh emas di SEA Games. Karena ada tambahan ­nomor yang dipertandingkan juga,” kata pelatih tim fin swimming, Abdul ­Kholik.
“Di Vietnam ada 13 nomor, tapi di Kamboja ini ada 24 nomor. Kami hanya boleh ikut di 20 nomor sesuai regulasi tuan rumah. Semoga target tujuh emas bisa tercapai,” imbuhnya.

Padukan senior-junior
Di bagian lain, bulu tangkis sebagai salah satu cabang andalan ditargetkan untuk menyabet empat medali emas. Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) pun bakal memadukan pemain senior dan junior di SEA Games Kamboja nanti.
Di sektor tunggal putra, Chico Aura Dwi Wardoyo dan Shesar Hiren Rhustavito akan menjadi tumpuan bersama Christian Adinata dan Alwi Farhan. Di sektor tunggal putri, ada nama Komang Ayu Cahya Dewi, Ester Nurumi Tri Wardoyo, Stephanie Widjaja, dan Mutiara Ayu Puspitasari yang disiapkan.
Di sektor ganda putra, duet Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan ditargetkan mendulang emas, baik itu di kategori beregu putra maupun perorangan.
Di ganda putri, PBSI menyiapkan Febriana Dwipuji Kusuma/­Amalia ­Cahaya Pratiwi dan Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari. ­Pasangan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati dan Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana ­Julimarbela bakal diturunkan di sektor ganda campuran.
“Untuk SEA Games ini memang maknanya beda. Padahal tujuannya level Asia Tenggara, tetapi bebannya juga tidak kalah berat,” kata Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky.
Sebelum SEA Games, beberapa pemain seperti Chico akan tampil lebih dulu di Kejuaraan Asia. Kekuatan tim juga bakal terbagi dengan ajang Piala Sudirman yang berlangsung hampir bersamaan. Untuk Piala Sudirman, tim senior dengan level tertinggi yang akan diturunkan.
Sementara itu, Indonesia akan kehilangan banyak potensi medali emas di Kamboja lantaran sejumlah cabang unggulan ‘Merah Putih’ tidak dipertandingkan oleh tuan rumah, di antaranya panahan dan menembak. Kendati begitu, kontingen Indonesia berpeluang menambal dengan tambahan emas dari cabang lain yang di Vietnam tak dimainkan tapi di Kamboja kembali diperlombakan.
Indonesia diproyeksikan mendapatkan tambahan minimal enam medali emas dari jet ski, soft tennis, polo air, dan traditional boat race. Untuk polo air, misalnya, Indonesia merupakan peraih medali emas SEA Games 2019 di Manila ketika cabang tersebut terakhir kali dimainkan dan absen di Vietnam. (R-1)

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement