NUSANTARA

Belajar dari Keroyokan di Sungai Citarum

Rab, 17 Nov 2021

ERA sebelum 2018, Sungai Citarum sangat lekat dengan julukan tempat sampah raksasa. Predikat lain yang mendunia ialah sungai terkotor di Planet Bumi.

Segala jenis sampah masuk ke aliran sungai itu. Dari sampah domestik alias rumah tangga hingga limbah industri. Dari kotoran ternak hingga kasur bekas.

Padahal, fungsi Citarum sangat vital. Dia ialah sungai terpanjang di Jawa Barat, mencapai 300 kilometer dari Kabupaten Bandung hingga Karawang.

Daerah Aliran Sungai Citarum me miliki luas hingga 721 ribu hektare lebih. DAS ini penting karena menjadi sumber 80% kebutuhan air minum penduduk DKI Jakarta.

Sungai Citarum juga menjadi penyedia air irigasi bagi 420 ribu hektare sawah di Cianjur dan Karawang. Alirannya juga menjadi penyangga energi listrik sebesar 1.888 megawatt untuk Jawa dan Bali. Ada tiga waduk di alirannya yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air, yakni Saguling, Cirata, dan Jatiluhur.

Akhir 2017 lalu, Pangdam III/Siliwangi Mayor Jenderal Doni Monardo gerah dengan kondisi Citarum. Ia menggulirkan program Citarum Harum untuk mengembalikan fungsi sungai itu dari hulu hingga hilir.

Perang pun dimulai. Sebanyak 31 pabrik yang diindentifikasi membuang limbah langsung ke Citarum dipelototi. Pengelola pabrik diancam akan ditangkap jika tetap melakukannya.

Ada 7.100 anggota TNI yang dilibatkan. Mereka menjaga 22 sektor di sepanjang aliran.

Pada Februari 2018, Presiden Joko Widodo menerbitkan peraturan presiden untuk mempercepat pengendalian pencemaran dan kerusakan Citarum. Pemerintah pusat melibatkan TNI, kementerian, dan pemerintah daerah.

Hasilnya dilaporkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, tahun lalu. “Air Sungai Citarum sudah bisa digunakan untuk membudidayakan ikan air tawar dan mengairi tanaman karena tingkat pencemarannya sudah turun dan mutunya membaik,” paparnya.

Dari target awal menurunkan tingkat pencemaran dari berat men jadi sedang, setelah dua tahun kualitas airnya tergolong cemar ringan.

Selain mampu menyetop gelontoran sampah rumah tangga dan limbah pabrik, pemulihan DAS Citarum juga dilakukan dengan penghijaun lahan kritis seluas 26 ribu hektare.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Prima Mayaningtyas menambahkan kualitas air Citarum sudah tidak jauh berbeda de ngan standar baku mutu. “Dalam dua tahun terakhir, sampah yang masuk ke Sungai Citarum berkurang sampai 42%.”

Kerja Citarum Harum seperti menghapus kegagalan program sebelumnya. Sebelum Citarum Harum, Pemprov Jawa Barat sudah menggulirkan Citarum Bergetar pada 2000-2003. Disusul kemudian Citarum Bestari mulai 2015. Keduanya kurang menunjukkan hasil maksimal.

Citarum Harum memang lebih berdaya. Ke depan, konsistensi menjaga Citar....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement