HUMANIORA

Belajar Menjadi Suami Siaga

Kam, 14 Apr 2022

AKTOR Indra Ardianto, 47, atau lebih akrab disapa Indra Brasco, menyadari ada perubahan yang mencolok ketika istrinya, Mona Ratuliu, 40, mengandung anak pertama mereka. Suasana hati sang istri yang saat itu berusia 21 tahun kerap kali naik-turun. Masalah yang sebenarnya sepele bisa berubah menjadi masalah besar tanpa alasan yang jelas.

Indra mengungkapkan, ia merasakan sulitnya menangani fluktuasi hormonal yang terjadi pada ibu hamil sampai seusai melahirkan. Perubahan suasana hati istrinya yang kadang naik kadang turun itu membuat Indra harus menyediakan stok sabar yang banyak.

“Saat hamil anak pertama, itu aku melihat sosok Mona yang berubah total. Yang sensitif, tiba-tiba dia, hal-hal kecil jadi besar. Karena memang ya aku ngerti, kita berhubungan dengan hormon. Kita sedang berkomunikasi dengan hormon, bukan sosok Mona Ratuliu,” kata Indra saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (6/4).

Fase hamil itu, disadari Indra, merupakan babak permulaan dari ‘drama’ istrinya. Episode yang sebenarnya dan itu diakui Indra sangat berat ialah pascapersalinan.

“Itu bener-bener berat. Semua jadi masalah. Yang ASI tumpah lah, dia bisa marahnya minta ampun. Pokoknya ngeselin banget deh. Hamil kan ngeselin. Nah ini superduper ngeselin. Dikit-dikit nangis. Kayaknya kalau aku istilahin bukan baby blues lagi, baby rock ini,” tutur Indra sembari berseloroh.

Mendapatkan status baru sebagai orangtua, Indra mengungkapkan bahwa ia dan istrinya senang. Akan tetapi, bersamaan mereka juga sekaligus bingung tidak tahu bagaimana cara mengurus makhluk kecil yang hadir di kehidupan mereka.

“Kalau boleh jujur, saat itu tuh kita belum siap. Usia saat itu Mona masih terbilang muda banget, 20 tahun, aku 28. Rumah ngontrak, nggak ada asisten rumah tangga. Semua dikerjain sendiri. Aku seneng, aku lihat Mona juga seneng. Tapi ya kita nggak ngerti. Jadi pas awalawal lahir itu, kita belajar aja sama tetangga yang sudah punya anak duluan seputar mengurus bayi,” ujarnya.

Karena sudah mendapatkan pengalaman dari anak pertama, Indra akhirnya belajar bagaimana mendampingi istri hamil, melahirkan, sampai pemberian ASI eksklusif. Tak hanya dari pengalaman hidup, Indra sampai mengikuti kelas-kelas seputar pengasuh an anak di banyak tempat.

“Jadi seorang pilot aja harus sekolah pilot, insinyur harus sekolah insinyur, masa kita mau menciptakan seorang anak, kita nggak punya ilmunya. Kan sangat sayang. Ternyata banyak ilmu di luar sana. Walaupun saat itu masih minim sekali,” katanya.


Semakin kompak

Di awal pandemi pada 2020, Indra dan Mona dikaruniai anak keempat. Di usia yang tak lagi muda, Indra masih tetap siaga menjaga istrinya dengan pola-pola pendampingan yang telah dilakukannya dari anak pertama sampai ketiga.

Banyak anak justru membuat Indra dan istrinya kian harmonis. Indra mengatakan di masa-masa pandemi ini justru membuat keluarga mereka semakin erat dan kompak.

Meski punya anak bayi, Indra mengatakan fokusnya tak berubah. Ia mengupayakan bagaimana pengasuhan bayi dan ketiga anaknya yang lain tetap maksimal. Selain ia juga harus tetap siaga mendampingi kebutuhan Mona saat awal-awal melahirkan.

“Aku cukup protektif, ya. Karena sudah belajar juga. Jadi aku nggak membiarkan Mona kerja-kerja berat. Pokoknya dia makan, istirahat, sama urusan akademis anak-anak. Kalau urusan belajar memang kesepakatan kita itu diurus Mona. Tapi kalau urusan rumah, aku yang urus, pokoknya sekarang ini dia nyusui aja. Kalau malam, aku nggak biarin Mona bangun. Kalau anaknya nangis, ya aku ambil, aku taruh di dekat Mona supaya bisa disusuin. Kemudian ganti popoknya, pipis, pup, itu aku,” kata Indra.

Ternyata kepekaan dan empati terhadap pengalaman biologis istrinya itu tumbuh karena Indra sering melihat orang-orang di sekitarnya. Didikan orangtuanya tak begitu memengaruhi sifat Indra. Indra mengungkapkan ia menjadi dirinya seperti sekarang karena mempelajari figur bapak dari orang-orang yang ia temui. Selain ia juga aktif untuk mencari tahu seputar ilmu parenting.

“Orangtua tuh ternyata nggak seberapa persen lah (pengaruhnya). Aku justru belajar karena melihat orangorang di sekitarku. Seperti waktu itu tetangga, dia orang biasa, cuma ngekos sama istrinya. Tapi kok aku lihat dia mendampingi istrinya sabar banget. Nah aku contoh dia. Nanti aku kalau jadi suami begini deh,” tuturnya.

Kepingan demi kepingan cerita hidup orang lain itu dikumpulkan Indra untuk kelak menjadi fondasi ia membina rumah tangga. Indra sangat menyadari tidak ada suami dan bapak yang sempurna.

Namun, setidaknya ia selalu berusaha untuk terus belajar dan memperbaiki kualitas dirinya.

Baginya, kehadiran seorang bapak itu sangat penting buat anak. Bahkan mulai dari anak dalam kandungan. Itu sebabnya ia tak mau melewatkan sedikit pun pengasuhannya sejak anak-anaknya belum lahir ke dunia. Indra percaya anakanaknya pasti bisa merasakan kehadiran cintanya secara lahir maupun batin.

“Aku mengakui, untuk merebut hati anak, ayah harus kerja keras. Karena secara natural, anak itu terlahir dari rahim ibu, makanya mereka akan lebih dekat ke ibunya dibanding dengan bapaknya. Aku nggak mau anak-anak cuma dengan ibunya. Makanya dari mereka nol tahun, bahkan masih di perut ibunya, sebisa mungkin aku hadir untuk mereka,” pungkas dia. (H-....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement