SEJUMLAH atlet yang lolos Olimpiade 2020 berharap pesta olahraga sejagat itu bisa tetap berlanjut sesuai jadwal tahun ini. Olimpiade yang ditunda tahun lalu karena pandemi covid-19 itu seperti diketahui rencananya digelar pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Atlet lompat tinggi putri asal Yunani, Katerina Stefanidi, yang semula meminta agar Olimpiade ditunda, menjadi salah satu atlet yang paling kencang meminta Olimpiade tetap digelar tahun ini. "Saya kira situasi saat ini jauh berbeda dari yang kita hadapi tahun lalu di saat kita sungguh tak tahu apa-apa soal covid-19. Kalaupun kita harus menggelar Olimpiade tanpa penonton, saya akan memilih itu daripada sama sekali tidak ada Olimpiade," kata Stefanidi. Dia yakin 80% atlet World Athletics yang dulu mendukung penundaan akan balik menginginkan Olimpiade digelar Juli nanti sebagaimana sudah dijadwalkan. Tidak hanya itu, Stefanidi menilai 15.000 atlet yang akan bertanding di Jepang sudah berubah pikiran bahwa Olimpiade tak boleh Berharap Olimpiade Tetap Tepat Waktu AFP/BEHROUZ MEHRI AFP/BEHROUZ MEHRI Jajak pendapat menunjukkan ada keinginan dari warga Jepang agar Olimpiade ditunda lagi atau lebih baik dibatalkan. ditunda lagi, apalagi dibatalkan. Senada dengan Stefanidi, pesepak bola putri Amerika Serikat Megan Rapinoe juga tidak ingin Olimpiade dibatalkan. Dia paham rasanya jika sampai dirinya dan negaranya tidak bisa tampil di ajang tersebut. "Saya pribadi akan kecewa berat. Banyak rekan-rekan satu tim saya akan kecewa berat karena melewatkan satu kejuaraan besar mengingat saya menganggap ini tak boleh ditunda lagi,” kata bintang sepak bola putri Amerika Serikat peraih Ballon d'Or 2019 itu. Meski ada dorongan dari kalangan atlet agar Olimpiade bisa berlangsung, survei opini publik Jepang yang diadakan Japan Press Research Institute pekan lalu malah menunjukkan 38% responden menginginkan Olimpiade dibatalkan dan 34% lainnya menginginkan kembali ditunda. Sejak akhir tahun lalu pun sudah ada beberapa jajak pendapat yang mencari tahu keinginan warga Jepang mengenai penyelenggaraan Olimpiade di tengah pandemi. Cukup banyak juga yang ingin agar acara empat tahunan itu dibatalkan. Namun, ada juga yang menilai penundaan bisa menjadi opsi yang cukup baik untuk dipertimbangkan. Dapat kepastian Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari memastikan pembukaan Olimpiade akan digelar tepat waktu. Kepastian itu didapat setelah pihaknya bertemu dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach dan perwakilan komite Olimpiade nasional dari berbagai negara. "IOC dan Komite Olimpiade Jepang memastikan bahwa Olimpiade akan dibuka 23 Juli,” kata Okto. Karena itu, Okto meminta persiapan para atlet juga terus dilakukan, terutama untuk lanjutan kualifikasi. Hingga saat ini, Indonesia baru meloloskan empat atlet ke Tokyo, yaitu Lalu Muhammad Zohri dari cabang atletik, Vidya Rafika dari menembak, serta dua atlet panahan dari nomor recurve putra dan putri. Okto menjelaskan Indonesia masih akan mengejar slot tersisa dari jalur kualifikasi. Berdasarkan laporan dari IOC, hingga saat ini baru 60% dari total slot kualifikasi yang sudah terisi. Sebanyak 15% dari total slot kualifikasi akan diberikan berdasarkan kriteria peringkat. Adapun 25% dari total slot kualifikasi masih akan ditentukan nanti. “Indonesia masih berusaha mendapat tiket ke Olimpiade melalui beberapa cabang olahraga andalan, seperti bulu tangkis, angkat besi, dan beberapa cabang lain," kata Okto. Persiapan Ketua Umum baru Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bakal menuntaskan persiapan jelang Olimpiade. Hal tersebut ia sampaikan dalam konferensi pers virtual yang digelar setelah dirinya terpilih secara aklamasi dalam Kongres PASI 2021 di Jakarta, bulan lalu. "Tadi saya sudah bahas dengan Tigor (Sekretaris Jenderal), untuk Zohri ada cedera. Nanti kami akan bahas agar bisa diatasi, Olimpiade masih 6 bulan dan akan kami tuntaskan apa yang kurang," kata Luhut. Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor Tanjung menyatakan pihaknya juga mengajukan vaksinasi untuk atlet yang saat ini tergabung di pusat pelatihan nasional (pelatnas). Pihaknya berharap atlet, pelatih, dan tenaga pendukungnya segera mendapatkan vaksin dalam waktu dekat. Hal itu agar pelatnas bisa kembali berlangsung normal dan atlet siap ketika ada kejuaraan sewaktu-waktu. “Kami menunggu saja kapan mendapat vaksin,” ucap Tigor. Dari cabang menembak, Vidya Rafika Rahmatan Thayiba menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang bakal turun di Olimpiade setelah upaya Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (Perbakin) menambah kuota atlet terkendala pandemi. "Benar. Hanya satu atlet yang lolos ke Olimpiade. Sebenarnya kami juga sudah menjadwalkan untuk mengejar tambahan kuota," kata Sekjen PB Perbakin Justian Judiswandarta saat dimintai konfirmasi dari Jakarta, Rabu (17/2). Perbakin, kata dia, tetap berusaha menambah kuota dengan mengirimkan atlet ke kejuaraan yang sudah dijadwalkan oleh Federasi Olahraga Menembak Internasional (ISSF). Sayangnya, kejuaraan kualifikasi itu dibatalkan karena pandemi. "Dengan batalnya beberapa kejuaraan kualifikasi, praktis kita tidak bisa menambah atlet. Vika satusatunya petembak yang tampil di Tokyo," katanya menambahkan. Justian menjelaskan upaya untuk menambah kuota tidak hanya melalui kejuaraan kualifikasi yang sudah dijadwalkan, tapi juga dengan cara lain seperti mengajukan wild card. Akan tetapi, menurut Justian, upaya untuk mendapatkan wild card tidak dikabulkan oleh ISSF karena jatah yang ada diberikan kepada atlet menembak dari negara-negara yang sedang....
Advertisement

Berita Terkait :
Advertisement
