MEGAPOLITAN

Berjuang untuk Bertahan

Sel, 23 Mar 2021

SETAHUN pandemi covid-19 melanda, telah mengubah jalan hidup sebagian banyak ­orang. Ada yang dirumahkan sementara dan ada yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena tempat mereka bekerja tidak mampu bertahan. Para pelaku usaha banyak gulung tikar karena tidak sanggup lagi mencukupi biaya untuk menjalankan usahanya.
Namun, roda kehidupan terus berputar. Meng­anggur dan menanti belas kasihan tak akan menyelesaikan masalah, justru akan me­nimbun masalah. Tidak mau menyerah terhadap kondisi yang serbasusah, mereka memutar otak untuk mencari cara agar dapat bertahan hidup di tengah pandemi virus korona.
Salah satunya Wahyu, pria asal Bantul, Yog­yakarta, terpaksa menjadi pengamen badut untuk menghidupi keluarganya setelah kehilangan pekerjaannya sebagai sopir di Ibu Kota. Bermodalkan kostum yang disewanya seharga Rp50 ribu per hari, Wahyu berakting menjadi badut dadakan menghibur pengguna jalan di pinggiran kawasan Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan. Pria berusia 30 tahun ini dalam menjalani profe­sinya kadang membawa serta anaknya yang masih berusia 4,5 tahun.
Di kawasan Pasar Gembrong, Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Jakarta Timur, sejumlah superhero beraksi seperti tokoh dalam film untuk mendapatkan sebagian rezeki dari para pengguna jalan. Beratnya kostum dan panasnya bahan material tokoh superhero, serta bising suara knalpot kendaraan menjadi saksi perjuangan mereka dalam mengumpulkan setiap kepingan rupiah.
Tak kalah heroiknya aksi manusia silver di sejumlah perempatan jalan di Jakarta. Dengan melumuri seluruh tubuhnya dengan cat warna perak, mereka mencoba peruntungan dengan mendatangi satu per satu pengendara yang berhenti di lampu merah. Selama hampir delapan jam lebih cat perak itu menempel di sekujur tubuhnya, mulai ujung rambut hingga kaki demi mendapatkan belas kasih pengendara.
Sementara itu, dampak ditutupnya sejumlah mal dan restoran cepat saji, para karyawan dari sejumlah gerai terpaksa menawarkan menu makanan di pinggir jalan. Salah satunya gerai Pizza Hut. Untuk menyiasati penurunan omzet, gerai piza dengan jaringan terbesar itu memilih memindahkan jualannya di pinggir jalan. Para karyawan berseragam lengkap tidak merasa gengsi menawarkan loyangan piza kepada para pengendara dan pengguna jalan. Hal yang sama juga dilakukan gerai restoran terkenal, KFC. Restoran cepat saji yang terkenal dengan ayam goreng crispy-nya tersebut juga melakukan siasat dengan membuka lapak di pinggir jalan.
Menurut pengakuan para ‘aktor’ jalanan itu, perjuangan mereka saat melakoni profesinya sama sekali tidak takut tertular covid-19, meski keseharianya berada di antara kerumunan. Justru bayang-bayang razia petugas Satpol PP lebih m....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement