MEGAPOLITAN

Bonge, Kurma, Roy, dan Jeje, Panutan Kami

Sel, 19 Jul 2022

HUJAN mulai reda, matahari mulai terik, kawasan stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) dan Stasiun KRL Commuter Line Sudirman saat mulai didatangi anak baru gede (ABG) dari penjuru Jakarta, Sabtu (16/7) siang.

Nunu, bocah berusia 16 tahun yang duduk di bangku kelas dua SMP, mejeng di Dukuh Atas bersama kekasihnya, Lala, bocah berusia 15 tahun kelas dua SMP.

"Iya, kita pacaran, Bang," ungkap Nunu dengan membuang muka ke arah Lala.

Saat ditanya mengenai umur hubungan mereka, Nunu dan Lala menjawab dengan tersipu malu. Mereka mangaku baru pacaran selama dua minggu.

Pasangan tersebut berasal dari Cikarang, Bekasi. Mereka menggunakan KRL menuju Stasiun Sudirman. Mereka menghabiskan ongkos sebesar Rp10 ribu per orang pulang-pergi. "Karena gue bayarin Lala, jadinya pulang-pergi Rp20 ribu," seru Nunu dengan bangga.

Total, Nunu merogoh kocek sebanyak Rp50 ribu kala ia dan Lala pacaran di Dukuh Atas. Mereka mengaku mengidolakan empat sekawan yang akhir-akhir viral di media sosial, Bonge, Kurma, Jeje, dan Roy. Empat ABG pegiat Citayam Fashion Week atau dikenal juga dengan anak SCBD (Sudirman, Citayam, Bojonggede, atau Depok) atau dikenal juga dengan Citayam Wave.

Sosok Bonge di mata Nunu merupakan seorang yang rendah hati. "Orangnya baik, enggak sombong, mau diajak foto. Sama juga kaya yang lain, Kurma, Roy, dan Jeje juga enggak sombong," papar Nunu.

"Kami pernah foto bareng dengan Bonge, baik kok orangnya," timpal Lala.

Pasangan tersebut pun mengakui mereka cukup terpengaruh dengan empat sekawan Citayam Wave itu. Mulai pemilihan busana hingga tempat untuk memadu kasih. "Gue enggak ngikutin artis lain, Bang. Cuma mereka doang sekarang," kata Nunu.

Nunu dan Lala juga tidak membantah bahwa mereka mengikuti apa yang dilakukan mereka di Dukuh Atas, memadu kasih di selasar stasiun MRT. "Ya, pacaran, Bang, sama foto-foto juga. Jalan-jalanlah," ungkap Nunu.

Nunu dan Lala mengakui mencoba berpenampilan layaknya idola mereka. "Mereka keren secara penampilan," singkat Nunu.

Ditemui di sudut selasar Dukuh Atas, Regi, 12, mengaku kenal dekat dengan Bonge. "Kami pernah mengamen bareng di Bojong, Pasar TU (Pasar Induk Kemang)," jelasnya. "Bonge asli Bojong Sempu, Bogor. Kalau gue, dari Bojong Jengkol," lanjut Regi.

Tak hanya mengamen, Regi juga mengaku beberapa kali menjadi manusia silver bersama Bonge. "Kadang nyilver (manusia silver) juga Bang, sama Bonge," imbuhnya.

Regi menjelaskan perkenalan dengan Bonge terjadi saat ia nongkrong di kawasan Bojong, Bogor. Bukan perkenalan dengan cara yang baik, mereka juga berkenalan lantaran terjadi keributan sesama ABG. "Pas ngamen, dibantuin Bonge pas berantem. Ribut gara-gara temen gue dikelepak. Gue enggak terima. Ribut, tuh. Si Bonge dateng bantuin," ujarnya.

Lingga, 14, bocah kelas satu SMK, mengaku hidup satu kompleks dengan Bonge. Ia paham betul perihal perilaku Bonge. "Dia memang baik, enggak sombong. Gue tinggal di Sempu, dekat rumah Bonge. Tujuh menitlah jalan kaki kalau ke rumahnya," tambah Lingga.

Menurut pengakuan Lingga, Bonge acap kali mentraktir teman-teman makan. "Bonge itu baik, asyik. Kalau bocah-bocah, kalau enggak punya duit, dia....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement