PESONA

Dari Fesyen Konsumtif ke Fesyen Selektif

Min, 26 Jan 2025

PRINSIP you only need one (YONO) digadang-gadang menjadi gaya hidup yang semakin tumbuh pada 2025. Sebagaimana jamak terlihat di medsos pada awal tahun, YONO dianggap sebagai respons dari gaya hidup you only live once (YOLO) yang serbaboros.

Fesyen, juga make up, aksesori, dan elektronik memang merupakan barang-barang yang kerap menjadi konsumsi dalam gaya hidup YOLO. Lalubagaimana desainer melihat bangkitnya gaya hidup YONO di Indonesia? Adakah kekhawatiran pada menurunnya penjualan?  

Desainer Lisa Fitria justru menyambut baik tren YONO. Ia menilai gaya hidup YOLO sebenarnya hanya memberikan kesenangan jangka pendek. “Jadi memang YOLO dan YONO itu sangat bertolak belakang. Kalau yang si YOLO itu, kan, benar-benar yang orang itu memang, kayak hidup itu sekali, (jadi) kita harus menikmati hidup, makanya konsumsi sekali, tapi kan itu lebih ke short term,” katanya saat dihubungi Media Indonesia pada Selasa (14/1). “Nah, yang YONO ini, kan, justru kebalikan, ya, you only need oneyang mana orang malah justru sudah tidak konsumtif, tapi lebih ke selektif,” tambahnya.

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement