BANDUNG banyak melahirkan tangan kreatif. Di antara mereka ialah Ridwan Kamil.
Dari tangannya, saat ia menjabat wali kota, muncul ikon-ikon baru di Kota Kembang. Mulai dari beragam jenis taman tematis, hingga tunggangan khas untuk wisatawan, Bandros alias Bandung Tour on Bus.
Kekreatifan Kang Emil selama 2013- 2018 itu ditangkap sebagai peluang oleh warga kreatif lainnya, pasangan suamiistri Angga Nugraha dan Ainiy Shaesarita. Mereka mengabadikan karya-karya sang wali kota lewat produk kriya, berupa tas dengan motif khas Kota Bandung.
Tas-tas yang mereka hasilkan terbuat dari kanvas digital printing dan kulit sintetis. Pasangan ini menempelkan nama Sampurasun, sebagai merek dagang.
Sampurasun, kini menjadi salah satu pelaku UMKM binaan Dinas KUMKM Kota Bandung. Tas ini memasuki pasar dengan mengusung semangat cacandakan asli ti Bandung, yang berarti bawaan dari Kota Bandung.
“Kami mengandalkan desain yang trendi, motif, unik, dan tentu saja berciri khas Kota Bandung. Yang pasti, motifnya Bandung banget,” kata Angga.
Beragam seri
Seperti era Ridwan Kamil memimpin kota, Sampurasun menggulirkan tiga seri tas, yakni Kuliner Bandung, Cerita Rakyat Bandung, dan Bandung Juara. “Bandung Juara menjadi produk terlarisnya,” tambah Angga.
Beragam kekhasan Kota Bandung diangkat dalam tas-tas Sampurasun. Dimulai dari onthelan yang terinspirasi sepeda tua yang sering dipakai Ridwan Kamil keliling kota, hingga motif Pasupati, yang merupakan jembatan layang yang membelah Bandung dari sisi barat hingga tengah.
Ada juga seri surabi oncom, keripik lada, bandros, hingga Cepot serta Kabayan.
Sampurasun dalam bahasa aslinya berarti minta maaf. Namun, dalam keseharian, ia digunakan sebagai ucapan salam pada awal perjumpaan.
Saat menggulirkan Sampurasun, pasangan berlatar belakang desainer itu berambisi membuat tas mereka sebagai salah satu ikon buah tangan.
“Kami ingin membuat pelanggan ingat dengan keindahan dan keramahan Kota Bandung. Ingat Bandung, ya ingat cacandakan asli ti Bandung,” ungkap Angga.
Selain diminati oleh wisatawan lokal, pesanan produk Sampurasun juga datang dari berbagai instansi pemerintah dan swasta, baik yang di Bandung dan juga di luar Bandung. Sampurasun juga sudah dikirim ke 16 negara.
“Banyak pesanan yang terus masuk. Tahun ini, kami sudah tidak menerima pesanan lagi,” jelasnya.
Angga mengakui keberhasilan yang ia capai tidak lepas dari binaan Dinas KUKM Kota Bandung. “Mereka membantu dari sisi pemasaran, baik di dalam maupun di luar ngeri. Kami selalu dilibatkan dalam banyak pameran,” lanjutnya.
Dinas KUKM, tambah Angga, juga membantu pengurusan hak kekayaan intelektual Sampurasun. “Promosi kami juga terbantu lewat katalog-E yang dibuat di....