SEJAK beberapa bulan terakhir dan sebelum matahari muncul, Fauzi, 46, selalu keluar dari rumahnya. Warga Jalan Gang Madrasah, Kampung Bandan, Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, itu harus bangun pagi demi mendapatkan air bersih di pasar.
Maklum, belakangan ini Fauzi dan keluarga harus menguras dompet untuk mendapatkan air bersih. “Di Jakut (Jakarta Utara) sendiri saya mengalami banyak kesulitan, terutama di bagian air bersih. Itu di sini airnya sudah mulai kering, berbau besi, terus untuk minum sudah susah. Kesediaan air bersih di sini harus beli," papar Fauzi, akhir pekan lalu.
Ayah satu anak itu mengaku air di Jakarta Utara sudah mulai tidak layak dikonsumsi. Padahal, kata dia, pada akhir 2021 hingga memasuki 2022 masih musim hujan. “Namun, kadar air sumurnya justru enggak layak untuk mencuci, apalagi untuk minum.”
Selain mengandalkan sumur, demi memenuhi kebutuhan air bersih, Fauzi sering membeli air isi ulang dengan membawa jeriken. “Biasanya kita harus beli air di abang-abang yang suka bawa jeriken air bersih. Beli Rp5 ribu dapat dua jeriken,” kata dia, lirih
Terkadang, imbuhnya, jika membeli air isi ulang lebih dari tiga jeriken, abang penjual air bersih itu sering memberikan bonus beberapa jeriken kepada pembeli.
“Saya sendiri belum pernah mengalami separah ini. Di waktuwaktu sebelumnya, tuh, memang sebenarnya sudah parah kadar airnya, tapi enggak separah saat ini. Dulu, ya, masih layak dipakai bersih-bersih. Nah, kalau sekarang airnya sudah berbau, menguning, tidak layak dipakai.”
Pemerintah harus mencari solusi untuk memperbaiki fasilitas air di Jakarta Utara. Bahkan, Fauzi juga meminta pemerintah daerah bisa memberikan tunjangan atau donasi untuk membeli PAM supaya dirinya dan warga lain di sana bisa mengonsumsi air tanpa kesulitan.
Sementara itu, pengurus RW 02 Kelurahan Ancol, Kasno, membeberkan hampir di semua warga RW 02 mengalami krisis air bersih. Menurutnya, air bersih susah didapatkan warga lantaran adanya perbaikan saluran pipa di saluran Jakarta Barat dan Jalur Gudang Jakarta Utara.
Kasno mengharapkan krisis air yang sudah terjadi sejak lama ini bisa segera diatasi pemerintah setempat. Di tengah warga yang kesulitan ekonomi karena adanya pandemi covid-19, yang paling menyedihkan, terang Kasno, ialah warga juga harus kesulitan air dan tetap bayar tagihan air.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Pemerintah merespons persoalan ketersediaan air minum perpipaan di Jakarta dengan membangun tiga sistem penyediaan air minum (SPAM). Hal itu dilakukan guna mencegah Ibu Kota tenggelam, yang salah satunya disebabkan penggunaan air tanah secara terus-menerus oleh masyaraka....