SANGGAR Swargaloka yang didirikan sejak 1993 oleh maestro tari, Suryandoro, rutin mementaskan pertunjukan wayang orang. Bahkan, boleh dikatakan sanggar tersebut berhasil mengangkat citra kesenian tradisional ini di kalangan generasi muda dengan sentuhan kekinian yang disebut ‘Drama Wayang’ (Drayang). Berbeda dengan pementasan wayang orang tradisional pada umumnya, Drama Wayang Swargaloka lebih bernuansa teatrikal dengan atraksi koreografi dan iringan musik lebih segar sehingga mudah diterima kalangan milenial.
Setelah memukau publik lewat pementasan bertajuk Sang Penjaga Hati pada Juni 2019 lalu, tahun ini Swargaloka tidak berencana menggelar pertunjukan yang telah menjadi agenda rutin mereka. Namun, untuk mengobati kerinduan para penikmat seni, mereka menggantinya dengan merilis sebuah film bertajuk Drayang The Movie: Kijang Kencana.
Film ini merupakan sebuah upaya untuk menjawab tantangan inovasi di masa pandemi, sekaligus menjadi semacam pembuktian sanggar ini untuk tetap menghadirkan karya-karya anyarnya di tengah keterbatasan. Film ini sekaligus merupakan sebuah usaha mengalihwahanakan pergelaran drama wayang ke dalam format lain (film teater) sehingga tetap dapat dinikmati khalayak luas, terutama generasi milenial. Selain mediumnya yang berubah, cara lainnya adalah dengan mengubah bentuk bahasa yang d....