PEMBERANGUSAN karya-karya yang dilahirkan oleh para seniman yang dicap kiri pada era Orde Baru berdampak fatal pada penghapusan identitas dan sejarah bangsa Indonesia, termasuk karya sinema yang disutradarai Bachtiar Siagian, ikut 'hilang'.
Berdasarkan catatan filmindonesia.or.id, Bachtiar Siagian menyutradarai 13 film. Dari jumlah itu, hanya ada dua yang bisa diakses hingga saat ini, yakni Violetta (1962) dan Turang (1957). Film Turang baru saja pulang. Pasalnya, seluloid-seluloid filmnya diberangus pemerintah semasa Orde Baru.
Ke-13 film yang disutradarai Bachtiar Siagian ialah: Njanjian Dilereng Dieng (1964), Kami Bangun Hari Esok (1963), Violetta (1962), Badja Membara (Nila Meulila) (1961), Notaris Sulami (1961), Piso Surit (1960) Sekedjap Mata (1959) Turang (1957), Melati Sendja (1956), Daerah Hilang (1956), Kabut Desember (1955), dan Tjorak Dunia (1955).