SEPERTI juga lini busana umum, lini busana modest juga mengadopsi berbagai gaya, termasuk korean wave hingga berbagai tren barat. Di Indonesia, gaya busana modest juga mengadopsi berbagai unsur adati. Semua diramu dengan tetap menjaga pakem kesantunan dan nilai-nilai islami.
Pada koleksi menyambut Lebaran 2025, empat merek modest fashion dalam negeri menampilkan balutan wastra Nusantara tenun dalam sebuah koleksi Cita Raya: Hikayat. Keempatnya ialah Riamiranda Signature, Kami, IKYK, dan Artkea Stripes. Dua nama awal memang telah beberapa kali menyelami wastra tenun sebagai bagian dari rancangan mereka. Adapun dua merek terakhir menjadi yang pertama kalinya.
Untuk merefleksikan tema ‘Hikayat’- -diambil dari serapan bahasa Arab, yang dalam arti harfiahnya berarti cerita, empat merek menerjemahkannya pada tema-tema yang berpusat pada kehidupan dan manusia.
IKYK, yang lekat dengan pakaian luaran (outer) dari pengaruh gaya Korea, mengusung konsep Tana yang berarti tanah. Untuk itu, dalam koleksinya kali ini mereka memanfaatkan tenun-tenun dengan tone warna bumi dari songket dan ikat khas Sambas, ikat Jepara, ikat Sumba, songket Palembang, songket Bali, dan tenun Sobi Muna.
Dalam rancangan IKYK, wastra tenun menjadi lebih modis dan edgy. Siluet khas IKYK, memanfaatkan bentuk outer oversize, berpadu dengan slit treatment dan bordir. Outer atasan IKYK pun memiliki kesan smart look dengan paduan jins sebagai bawahannya.
“Jadi sebenarnya koleksi kali ini adalah IKYK in a tenun way. Mulai dari outer, jins, rok, dan sarung kami rancang dari tenun dipadukan dengan jins, silk, dan cotton. Warnawarnanya juga warna bumi, ada cokelat, hijau, dan biru langit. Karena ini juga untuk koleksi raya, jadi memang kami rancang dengan sedikit lebih festive, tapi tetap bisa dipakai dalam kesempatan kasual,” kata Founder of IKYK, Anandia Putri Harahap, Senin (24/2), dalam konferensi pers koleksi Hikayat yang merupakan kolaborasi Lomma Experience dan Cita Tenun Indonesia dengan IKYK, Riamiranda Signature, Kami, dan Artkea Stripes.
EKSPLORASI TENUN
Sementara itu, desainer Ria Miranda menampilkan spektrum pastel yang lebih ceria berkat motif bunga pada wastra tenunnya. Mengusung tema Rona, Ria seperti merefl eksikan makna kata tersebut sebagai pendaran dari cahaya. Dalam karya Riamiranda Signature, ia lebih menekankan pada lapisan busana untuk menunjukkan gradasi dan volumenya.
Tenun ikat khas Garut menjadi salah satu material utama yang digunakan Ria Miranda dalam koleksinya kali ini. Salah satu yang paling mencolok ialah motif kembang cikuray yang ada di rancangannya.
Ia menggabungkannya dengan beberapa tenun dari beberapa daerah lain seperti sobi Muna, sobi Wajo, songket Lombok, endek Bali, pahikung Sumba, songket limar Palembang, dan tenun Lunggi atau songket Sambas. Selain warna-warna pastel, Ria Miranda juga menghadirkan spektrum warna yang lebih kalem seperti cokelat.
Pada koleksi Kami dihadirkan koleksi bertema Megara, dengan dominasi spektrum warna yang lebih monokrom dan gelap. Mulai dari warna-warna hitam serta gradasi warna hijau dan ungu yang lebih gelap. Kami menggunakan potongan-potongan tenun ke dalam potongan yang lebih modern dan urban.
Dengan teknik cut-sew, bordiran bunga, dipadukan bersama dengan tenun-tenun dari endek Bali, Lurik Solo, sobi Muna, ik....