HUMANIORA

Indonesia Baru Dapat Pembayaran 61,5 Juta Ton Emisi GRK

Kam, 12 Jun 2025

KEMENTERIAN Kehutanan (Kemenhut) menyampaikan bahwa Indonesia baru mendapatkan pembayaran dari pengurangan emisi 61,5 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e) atau sekitar 8% dalam periode 2013-2020.

“Dari kinerja pengurangan emisi gas rumah kaca nasional periode 2013-2017 dan 2017-2020 yang kita submit, Indonesia menerima pembayaran dari reduksi emisi jika dijumlahkan baru sekitar 61,5 juta ton CO2e,” kata Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Perubahan Iklim, i dalam diskusi daring dipantau dari Jakarta, kemarin.

Haruni menjelaskan bahwa dalam periode 2013-2017 dari total 244,89 juta ton CO2e emisi gas rumah kaca (GRK) yang sudah berhasil ditekan Indonesia, baru 20,25 juta ton CO2e yang sudah mendapatkan pembayaran oleh Green Climate Fund serta 11,23 juta ton CO2e dari mekanisme dengan Norwegia.

Dengan demikian, baru sekitar 12,85% dari periode tersebut yang sudah mendapatkan pembayaran berdasarkan hasil atau result based payment (RBP) dari kinerja pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+).

Sementara itu, untuk periode 2017-2020, dari total 577,45 juta ton CO2e reduksi emisi GRK yang dilakukan Indonesia, baru 30 juta ton CO2e atau 5,2% yang mendapatkan pembayaran lewat kerja sama dengan Norwegia.

Khusus untuk mekanisme RBC dengan Norwegia, jelasnya, sejauh ini dilakukan dalam empat tahapan dengan total US$216 juta atau setara transaksi 43,2 juta ton CO2e.


MODEL PEMBANGUNAN HIJAU

Pakar klimatologi IPB University Prof Rizaldi Boer menyoroti bahwa pendanaan berbasis kontribusi atau RBP yang dilakukan Indonesia saat ini dapat menjadi model global untuk pembangunan hijau berbasis hasil.

“Dengan adanya upaya untuk mengoptimalkan dana RBP ini saya berkeyakinan FOLU Net Sink 2030 bukan hal yang tidak bisa kita capai tapi justru bisa juga menjadi model global dalam rangka mendukung pembangunan hijau berbasis hasil,” jelas Rizaldi dalam diskusi daring yang diselenggarakan Kemenhut yang diikuti dari Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan bahwa kontribusi pendanaan yang dikelola oleh Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) sudah mencapai US$499,8 juta (sekitar Rp8,114 triliun) dari beraga....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement