OPINI

Iran-AS antara Perang dan Damai

Kam, 08 Mei 2025

DI tengah kerawanan geoekonomi dan geopolitik global akibat kebijakan tarif AS, Presiden AS Donald Trump menghadirkan ancaman lain yang juga berpotensi menciptakan krisis dunia. Begitu menduduki Gedung Putih, 20 Januari, Trump mengancam akan mengebom Iran--didahului dengan tekanan maksimum yang mencekik ekonomi musuhnya itu--bila perundingan nuklir Iran tak membuahkan hasil. Pada 3 Mei silam, seharusnya putaran perundingan tidak langsung keempat sudah dilaksanakan di Oman.

Walakin, rencana itu dibatalkan AS atas kehendak Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz yang lebih memilih solusi militer ketimbang diplomasi. Kini, Waltz sudah dicopot dari jabatannya itu. Perundingan ketiga pada 26 April tidak membuahkan hasil, tapi perunding AS Steve Witkoff dan perunding Iran Abbas Araghchi menyatakan perundingan berjalan konstruktif. Sebelum datang ke Oman, Araghchi terlebih dahulu mengunjungi Tiongkok dan Rusia untuk menyampaikan hasil-hasil perundingan sebelumnya.

Sebagai pendukung posisi Iran, Beijing dan Moskow perlu diberi tahu tentang perkembangan perundingan. Isu nuklir Iran dipandang serius oleh AS dan Israel meskipun pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei telah berulang kali menyatakan program nuklir Iran hanya untuk keperluan sipil. Urgensi penyelesaian nuklir Iran meningkat mengingat pada Oktober mendatang kesepakatan nuklir Iran atau Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) antara Iran dan lima kekuatan....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement