MEGAPOLITAN

Jakarta Alami Krisis Air Bersih

Sel, 04 Okt 2022

PERSOALAN Kota Jakarta, selain kemacetan dan banjir yang sampai saat ini belum ada solusinya, ialah minimnya ketersediaan air bersih.

Menurut Badan Geologi, Kementerian ESDM, 80% air tanah di wilayah cekungan air tanah (CAT) Jakarta tidak memenuhi standar Menteri Kesehatan tentang persyaratan kualitas air minum.

Jakarta bagian utara merupakan wilayah terparah, yakni secara umum CAT air tanahnya mengandung unsur Fe (besi) dengan kadar yang tinggi serta kandungan Na (natrium), Cl (klorida), TDS (total disolve solid), dan DHL (daya hantar listrik) akibat adanya pengaruh dari intrusi air asin.

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah, juga menyebut batas maksimal bakteri E coli seharusnya hanya di kisaran 2 ribu bakteri per 100 mililiter. Namun, saat ini angkanya menyentuh 50 ribu bakteri per 10 mililiter air tanah di Jakarta Utara.

Kondisi tersebut diperparah dengan problem penurunan permukaaan tanah yang terjadi rata-rata 0-18,2 cm per tahun dampak dari eksploitasi air tanah yang berlebihan. Menurut Badan Geologi, saat ini tercatat lebih dari 4.500 sumur produksi mengambil air tanah Jakarta untuk keperluan komersial, belum lagi sumur-sumur ilegal sehingga memicu langkanya ketersedian air bersih di Ibu Kota.

Padahal, saat ini baru sekitar 65% warga Jakarta yang dapat mengakses air bersih. Hal itu masih jauh dari target Pemprov DKI Jakarta yang menargetkan cakupan layanan 79,61% di akhir tahun 2022.

Sebelumnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) DKI Jakarta juga menargetkan seluruh wilayah Jakarta dijangkau pipa air pada 2030 melalui program pipanisasi PDAM. Namun, hingga saat ini program tersebut....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement