TERGESA-GESA, Rizky, 32, antre dalam kerumunan penumpang di salah satu peron Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Jumat (6/9) sore. Langkahnya berjalan pelan, sesekali melihat ke bawah agar tidak terperosok di antara celah peron dan pintu kereta.
Hampir setiap sore Rizky mesti berjibaku berebut ruang dan waktu, bahkan bertukar peluh dengan sesama pengguna kereta komuter demi menuju tempat tinggalnya di Bekasi. Begitu pun pagi harinya, saat ia harus berjuang untuk perjalanan menuju kantornya di kawasan Jakarta Pusat.
Rizki rela berdesak-desakan dengan penumpang lain yang menggunakan KRL. Ia mengaku memilih memanfaatkan KRL karena lebih cepat ketimbang kendaraan pribadi "Pengap, panas, haus, itu sering saya rasakan ketika menunggu kereta ke arah B....