PRESIDEN Joko Widodo memerintahkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mempercepat proses penyelesaian divestasi 10% saham PT Freeport Indonesia.
“Saya minta memang secepatnya harus diselesaikan, karena smelternya juga sudah jadi, ini adalah milik Indonesia,” kata Presiden usai meresmikan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, kemarin.
Jokowi mengatakan saat ini proses negosiasi memang masih dilakukan. Menurutnya proses negosiasi itu tidak mudah, sama halnya saat Indonesia mengambil 51% saham PT Freeport Indonesia.
“Dulu saat kita mengambil 51%, itu juga negosiasinya juga tidak sebulan, dua bulan, tiga bulan, tahunan, alot. Bukan hal yang gampang. Dan saat itu memang banyak yang sudah pesimistis, tapi saya (saat itu) optimistis bahwa akan kita dapatkan 51% saham mayoritas,” jelasnya.
Divestasi 10% saham PT Freeport Indonesia menjadi salah satu syarat perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) bagi perusahaan itu.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada Agustus 2024 lalu menyebut negosiasi sudah hampir rampung. Menurutnya, Freeport masih menyiapkan syarat-syarat yang dibutuhkan.
Selain meresmikan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, kemarin Presiden juga meresmikan smelter milik PT Amman Mineral Internasional di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lewat peresmian smelter itu, Presiden ingin penggerak pertumbuhan ekonomi tidak lagi bertumpu pada konsumsi masyarakat, tetapi pada hasil industri hilirisasi.
“Kita tahu GDP (produk domestik bruto/PDB) ekonomi kita, sebesar 56% bertumpu pada konsumsi domestik. Ini yang harus diubah. Oleh sebab itu, saya gembira pada pagi ini, Indonesia sebagai pemilik cadangan tembaga yang masuk dalam 7 besar dunia, telah memasuki babak baru dalam hilirisasi industri tembaga,” kata Jokowi.
Indonesia, sambungnya, ingin menjadi negara industri maju dengan mengolah sumber daya alamnya sendiri. “Ke depan, bertumpu pada produksi, bukan pada konsumsi,” kata Presiden.
Smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik PT Amman dibangun dengan investasi Rp21 triliun. Dengan menggunakan teknologi double flash smelting, smelter itu akan menghasilkan katoda temba....