LAYANAN air minum perpipaan sejauh ini baru mampu memenuhi cakupan seluas 64% dan menyuplai 20.725 liter per detik air untuk 908.324 sambungan pelanggan. Artinya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih kesulitan dalam menyediakan jaringan perpipaan air bersih untuk seluruh warganya.
Alhasil, masyarakat yang tidak memiliki akses air minum perpipaan cenderung menggunakan air tanah secara terus-menerus. Realitas itu menjadi penyebab penurunan muka tanah secara cepat.
Padahal, sesuai dengan sustainable development goals (SDGs) yang telah diratifikasi sebagai target di dalam RPJMN pemerintah pusat dan RPJMD Pemprov DKI, PAM Jaya selaku BUMD milik DKI harus mampu menyediakan suplai tambahan sebanyak 11.150 liter per detik serta tambahan infrastruktur distribusi yang mencakup 35% wilayah pelayanan baru untuk perpipaan ke kurang lebih 1 juta tambahan pelanggan baru pada 2030.
Pemprov DKI dan pemerintah pusat pun merespons untuk mempercepat penyediaan air bersih bagi warga Ibu Kota sesuai target. Salah satunya, membangun tiga unit sistem penyediaan air minum (SPAM) yang nota kesepahamannya ditandatangani Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadi Muljono dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
“Kami juga akan memberikan bantuan dalam bentuk dukungan regulasi yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan MoU (nota kesepahaman) tersebut dalam rangka pencapaian SPAM melalui penyediaan air bersih sebagaimana amanat UU Nomor 23/2014,” kata Mendagri Tito Karnavian.
Kementerian PU-Pera berkomitmen membangun tiga SPAM regional melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) untuk mendukung pemenuhan cakupan pelayanan air minum di wilayah Jakarta, yaitu SPAM Regional Jatiluhur I, SPAM Regional Karian-Serpong yang saat ini telah berjalan, dan SPAM Regional H Djuanda/ Jatiluhur II (dalam tahap penyiapan).
“Dengan terbangunnya tiga SPAM regional tersebut diharapkan dapat menambah kapasitas suplai air minum DKI Jakarta sebesar 9.254 liter per detik yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan sebesar 30%,” kata Menteri Basuk....