HUMANIORA

Kemendikbud-Ristek Dorong Ketersediaan SDM yang Relevan dengan Sektor TIK

Kam, 12 Sep 2024

KEBUTUHAN tenaga kerja di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diproyeksi akan terus meningkat di masa depan. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) terus mendorong ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang relevan dengan sektor tersebut.

Dalam rangka mewujudkan pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan dunia bidang TIK, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memfasilitasi penandatangan kerja sama antara satuan pendidikan vokasi. Dalam hal ini sekolah menengah kejuruan (SMK), dengan PT Zona Edukasi Nasional yang melibatkan 41 SMK dengan kompetensi keunggulan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Adi Nuryanto, mengatakan bahwa perjanjian kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan Webinar Sosialisasi Akselerasi Keterampilan dengan PT Wahana Internet Nusantara (BNET) pada 21 Agustus 2024. BNET sendiri merupakan holding company dari BNET Academy.

Adi menilai kerja sama dengan BNET Academy sangat strategis untuk mewujudkan relevansi pendidikan vokasi dengan industri, khususnya industri bidang TIK. kerja sama dengan BNET juga dinilai selaras dengan tujuan pendidikan vokasi untuk bisa berkontribusi dalam mendorong pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal.

“Dengan kerja sama ini, kita tidak hanya mendorong relevansi lulusan kita agar bisa memenuhi harapan industri, tetapi juga diharapkan mampu menggerakan ekonomi berbasis potensi lokal,” ungkap Adi kemarin.

Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, mengatakan pekerjaan bidang TIK memberikan kesempatan besar bagi pekerja/masyarakat untuk meningkatkan penghasilan. para pekerja bidang TIK dapat masuk dalam kelompok kelas menengah atau bahkan masyarakat penghasilan tinggi yang sangat dibutuhkan Indonesia untuk bergerak menjadi negara maju dan keluar dari middle income trap.

“Kolaborasi menjadi penting dan sangat krusial sebagai bagian bagaimana mendekatkan industri dengan pendidikan vokasi serta mendorong kontribusi pendidikan vokasi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Tatang.

Direktur BNET, Roberto Gustinov, mengatakan sejak berdiri pada 2010, BNET menyadari banyak sekali kebutuhan industrinya yang justru disediakan oleh SMK, termasuk terkait dengan ketersediaan SDM. Sayangnya, gap kompetensi yang dibutuhkan oleh industri dan lulusan SMK dinilai masih cukup lebar selama ini.

“Dan ini adalah panggilan kami untuk berkontribusi pada dunia pendidikan dan mempersempit gap antara lulusan dengan kompetensi yang dibutuhkan industri,” kata Roberto.

Kepala SMKN 1 Plered, Ajang Sarif Hidayat, yang menjadi salah satu sekolah dalam PKS ini, mengaku sangat terbantu dengan kerja sama yang dilakukan selama ini dengan BNET Academy.

“Saat ini untuk teaching factory yang sudah berjalan adalah ISP yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan internet para siswa kami dan semua dikelola oleh siswa sehingga siswa kami benar-benar bisa memahami bagaimana proses bisnis dalam industri telekomunikasi ini,” tanda....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement