KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) mengakselerasi distribusi pupuk bersubsidi lewat perbaikan mekanisme penebusan.
Tujuannya agar para petani lebih mudah mendapatkan pupuk bersubsidi yang diharapkan berdampak positif terhadap peningkatan hasil pertanian.
Sebagai contoh, Kabupaten Blora saat ini menerima alokasi pupuk bersubsidi sebesar 126.570 ton dengan realisasi penyaluran mencapai 58,85%.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Andi Nur Alam Syah, menegaskan pupuk bersubsidi merupakan komitmen pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Penyaluran pupuk bersubsidi yang dibiayai oleh negara harus dikelola dengan akuntabilitas tinggi, mulai dari distribusi hingga proses penebusannya,” kata Andi, kemarin.
Para petani hanya perlu terdaftar di sistem e-RDKK dan membawa KTP ke kios untuk membeli pupuk bersubsidi. Selain itu, petani yang berhak menerima pupuk bersubsidi wajib terdaftar dalam Simluhtan dan e-RDKK.
“Proses penebusan juga diverifikasi dengan foto petani, yang akan dilaporkan melalui aplikasi i-Pubers di kios penjualan,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pupuk dan Pestisida Kementan, Jekvy Hendra, menambahkan bahwa dengan diberlakukannya Permentan Nomor 1 Tahun 2024 dan Kepmentan Nomor 249 Tahun 2024, stok pupuk bersubsidi dijamin tersedia di seluruh lini distribusi.
“PT Pupuk Indonesia memastikan bahwa stok pupuk bersubsidi mencukupi untuk kebutuhan petani. Dilihat dari realisasi penyerapan pupuk bersubsidi, masih tersedia cukup stok untuk musim tanam mendatang,” ujar Jekvy.
Selain mengoptimalkan pupuk bersubsidi, Kementan juga melakukan optimasi lahan guna meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satunya optimasi lahan (opla) rawa seluas 40 ribu hektare (ha) di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
“Alhamdulillah, proses optimasi lahan rawa di Merauke hari ini sudah selesai. Dari yang ditargetkan 40 ribu hektare kontrak konstruksi, terealisasi 40 ribu hektare juga,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Hermanto dalam keterangan di Jakarta, kemarin.
Dia menyampaikan dengan selesainya proses konstruksi optimasi lahan rawa tersebut, petani bisa langsung mengolah lahan dan menanam untuk menambah produksi padi.
Ia menyebutkan 40 ribu hektare optimasi lahan rawa dilakukan tersebar di enam wilayah, yakni Distrik Tanah Miring seluas 10.540 ha, Distrik Kurik seluas 10.674 ha, Distrik Semangga 6.000 ha, Distrik Malindo 6.629 ha, Distrik Merauke 1.609 ha, dan Distrik Jagebob seluas 4.549 ha.
Pengerjaan konstruksi untuk opla di Merauke meliputi pengerjaan jaringan irigasi, jembatan usaha tani, dan pompa air. Untuk jaringan irigasi terealisasi 732.716 meter (100%), jembatan usaha tani terealisasi 178 unit (100%) dan pompa air 49 unit (100%).
“Dengan selesainya proses konstruksi opla rawa ini, petani bisa langsung masuk untuk mengolah lahan dan mulai men....
- Home
- Category
- POLKAM
- FOKUS
- EKONOMI
- MEGAPOLITAN
- OPINI
- SUARA ANDA
- NUSANTARA
- HUMANIORA
- INTERNASIONAL
- OLAHRAGA
- SELEBRITAS
- EDITORIAL
- PODIUM
- SELA
- EKONOMI DIGITAL
- PROPERTI
- KESEHATAN
- OTOMOTIF
- PUNGGAWA BUMI
- BELANJA
- JENDELA BUKU
- WAWANCARA
- TIFA
- PESONA
- MUDA
- IKON
- MEDIA ANAK
- TRAVELISTA
- KULINER
- CERPEN
- HIBURAN
- INTERMEZZO
- WEEKEND
- SEPAK BOLA
- KOLOM PAKAR
- GARDA NIRBAYA
- BULAKSUMUR
- ICON
- REKA CIPTA ITB
- SETARA BERDAYA
- EDSUS HUT RI
- EDSUS 2 TAHUN JOKOWI-AMIN
- UMKM GO DIGITAL
- TEKNOPOLIS
- EDSUS 3 TAHUN JOKOWI-AMIN
- PROMINEN
- E-Paper
- Subscription History
- Interests
- About Us
- Contact
- LightDark
© Copyright 2020
Media Indonesia Mobile & Apps.
All Rights Reserved.