KESABARAN berjualan cireng, makanan khas Jawa Barat, selama puluhan tahun mampu mengantarkan Nanik Hariyati, asal Desa Trawasan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, mampu berangkat ke naik haji tahun ini.
Nanik yang tergabung dalam kloter 19 Embarkasi Surabaya ini bahkan bisa berangkat jauh lebih cepat dari perkiraan keberangkatan.
“Alhamdulillah saya dapat berangkat lebih cepat enam tahun dari estimasi karena ikut penggabungan mahram dengan adik saya. Saya seharusnya berangkat haji tahun 2031,” kata Nanik di Asrama haji Sukolilo Surabaya, kemarin.
Perempuan yang seharihari berjualan cireng ini mengaku masih tidak percaya jika dia dapat berangkat haji ke Tanah Suci. “Tahun 1995, suami saya meninggal. Saya pun harus menghidupi ketiga anak saya yang saat itu masih kecil-kecil,” ungkapnya.
Demi menghidupi anakanak, Nanik pun tidak ragu untuk bekerja serabutan. Mulai dari pembantu rumah tangga hingga buruh pabrik kupruk, pernah ia lakoni.
Wanita berusia 63 tahun ini, menceritakan almarhum suaminya meninggalkan warisan sebidang tanah kecil. Pada tahun 2014, tanah itu ia jual.
“Saat itu laku sekitar Rp50 juta. Yang Rp25 juta, saya buat daftar haji, sisanya dibagikan kepada tiga anak saya,” ujarnya.
Ketika mendaftar haji, dia mendapatkan masa antrean selama 17 tahun.
“Saya daftar tahun 2014 dan diperkirakan berangkat tahun 2031. Alhamdulillah bisa maju 6 tahun, melalui penggabungan mahram, saya ikut adik perempuan saya, Sholihati. Dia mendaftar lebih dulu pada tahun 2012,” jelasnya.
Dengan penuh haru Nanik mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya dia bisa berangkat tahun ini. “Kalau ingat dulu perjuangan membesarkan anak-anak sendirian, dan tahun ini saya dapat berangkat ke Tanah Suci, saya bersyukur sekali,” tuturnya.
Buah manis atas kesabaran menabung bertahun-tahun dari hasil berjualan juga dirasakan oleh Marpuah, 93. Pedagang panganan tradisional asal Indramayu, Jawa Barat, itu akan pergi ke Tanah Suci tahun ini.
Dari berjualan geblog dan bledug jagung keliling, ia menyisihkan rupiah demi rupiah untuk ditabung demi bisa menunaikan ibadah haji. Usai mendaftar pada 2012 silam, Marpuah pun bisa berangkat tahun ini.
Kisah sukses yang sama juga diungkapkan Solikin, 60, seorang tukang pijat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bersama sang istri Solikatun, 57, seorang buruh linting rokok.
Keduanya akan berangkat ke Tanah Suci untuk berhaji tahun ini usai menabung s....