PROGRAM Pintu Incubator semakin memperluas kerja sama bilateral dengan Prancis dalam mengembangkan fesyen Indonesia. Mulai awal Juli 2025, Pintu Incubator akan mendatangkan dua desainer Prancis untuk menjalankan program residensi selama tiga bulan di Indonesia.
Dalam residensi itu, kedua desainer Prancis tersebut akan bekerja sama dengan satu perajin batik dan satu pengrajin tenun untuk membuat koleksi dengan Wastra Nusantara tersebut. “Kita mengundang desainer dari Prancis untuk tinggal di sini selama tiga bulan. Mereka akan bekerja sama dengan perajin mengembangkan kain tradisional kita untuk menjadi koleksi kalau itu berhasil kita akan pamerkan koleksi itu enggak hanya di sini, tapi juga kita bawa ke Paris,” kata Co-Founder Pintu Incubator, Thresia Mareta, di Jakarta, Rabu (28/5).
Program residensi merupakan salah satu bagian dari program kerja sama Pintu Incubator dengan sekolah mode asal Prancis, Ecole Duperre Paris, yang ditandatangani pada hari tersebut. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Thresia dengan Direktur Ecole Superieure des Arts Appliques Duperre, Alain Soreil, dan disaksikan Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati serta Chairman JF3 Soegianto Nagaria. Kedatangan Rachida Dati ke Indonesia merupakan bagian dari kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Prancis.
Selain residensi desainer Prancis, ada 14 desainer Indonesia yang secara bertahap akan dikirim bersekolah ke Ecole Duperre. Thresia melanjutkan bahwa desainer Prancis yang dipilih untuk menjalankan residensi merupakan desainer berpengalaman dan telah bekerja di sejumlah rumah mode terkenal di Prancis. Dengan begitu, diharapkan mereka dapat memberi bimbingan dan masukan berharga kepada perajin Indonesia yang dipilih sebagai partner mereka dan dapat menghasilkan koleksi yang berhasil.
Sejak dimulai pada 2022, program Pintu Incubator telah menjalankan program mentoring kepada sejumlah desainer Indonesia yang tampil di JF3 dengan melibatkan 86 mentor, termasuk 33 dari Prancis. Desainer Indonesia yang terpilih diberangkat ke Ecole Duperre untuk menimba ilmu.
Dalam kesempatan itu, Rachida Dati mengatakan bahwa kerja sama kebudayaan, termasuk fesyen, sama pentingnya dengan kerja sama keamanan dan industri. “Kerja sama kebudayaan harus menjadi kerja sama yang sama pentingnya dengan kerja sama militer, kerja sama industri, dan kerja sama keamanan. Jadi ini penting bagi kita untuk mengingat bahwa kebudayaan negara menduduki tempat yang sama pentingnya dengan bidang-bidang yang saya sebutkan tadi,” katanya.
“Setiap tahun pelaku fesyen Indonesia juga ada yang ikut di (Paris) Fashion Week. Selain itu, bidang yang dikerjasamakan ada desain, tata boga, sen....
- Home
- Category
- POLKAM
- FOKUS
- EKONOMI
- MEGAPOLITAN
- OPINI
- SUARA ANDA
- NUSANTARA
- HUMANIORA
- INTERNASIONAL
- OLAHRAGA
- SELEBRITAS
- EDITORIAL
- PODIUM
- SELA
- EKONOMI DIGITAL
- PROPERTI
- KESEHATAN
- OTOMOTIF
- PUNGGAWA BUMI
- BELANJA
- JENDELA BUKU
- WAWANCARA
- TIFA
- PESONA
- MUDA
- IKON
- MEDIA ANAK
- TRAVELISTA
- KULINER
- CERPEN
- HIBURAN
- INTERMEZZO
- WEEKEND
- SEPAK BOLA
- KOLOM PAKAR
- GARDA NIRBAYA
- BULAKSUMUR
- ICON
- REKA CIPTA ITB
- SETARA BERDAYA
- EDSUS HUT RI
- EDSUS 2 TAHUN JOKOWI-AMIN
- UMKM GO DIGITAL
- TEKNOPOLIS
- EDSUS 3 TAHUN JOKOWI-AMIN
- PROMINEN
- E-Paper
- Subscription History
- Interests
- About Us
- Contact
- LightDark
© Copyright 2020
Media Indonesia Mobile & Apps.
All Rights Reserved.