HUMANIORA

Kurangi Sampah Plastik Harus Jadi Gerakan Kolektif

Kam, 05 Jun 2025

UPAYA pencegahan polusi plastik harus menjadi gerakan kolektif berkelanjutan sebagai wujud cinta Tanah Air.

“Membangun komitmen menjaga lingkungan hidup dari berbagai ancaman polusi, termasuk polusi plastik, merupakan tanggung jawab setiap anak bangsa,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam sambutan tertulisnya pada diskusi daring bertema ‘Membedah Masalah Polusi Plastik di Indonesia’ yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, kemarin.

Diskusi yang dimoderatori Arimbi Heroepoetri (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Agus Rusly (Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkuler, KLH), Arief Susanto (Kabid Sustainability dan Social Impact Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia /GAPMMI), dan Andreas Aditya Salim (Direktur Program Officer Indonesia Ocean Justice Initiative/ IOJI) sebagai narasumber, serta Wartawan Media Indonesia Indrastuti sebagai penanggap.

Menurut Rerie, anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jateng itu, polusi plastik berdampak serius dalam pencemaran ekosistem laut dan darat yang dapat mengganggu sektor ekonomi dan kesehatan masyarakat luas.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar para pemangku kepentingan dan masyarakat membuat komitmen bersama, bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab semua anak bangsa.

Lalu Agus Rusly menyebut salah satu tantangan saat ini adalah sampah plastik multilayer susah didaur ulang. “Kalau plastik PET seperti botol minuman kemasan, itu ada nilainya, tetapi (plastik) multilayer, itu susah karena ada aluminium foilnya,” kata Agus.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) bidang Sustainability & Social Impact, Arief Susanto, menyebut plastik menjadi salah satu wadah yang hingga saat ini masih sangat diperlukan oleh konsumen di Indonesia. “Ini menjadi PR kita bahwa belum ada alat atau wadah tertentu yang bisa mengganti plastik dari sisi keekonomian,” imbuhnya.

Andreas berpendapat, isu sampah plastik berdampak serius bagi sejumlah sektor, seperti kesehatan. Apalagi, jelas Andreas, tingkat konsumsi plastik yang masuk ke tubuh manusia per kapita di Indonesia mencapai 15 gram per bulan.

Wartawan Media Indonesia Bidang Lingkungan Hidup, Indrastuti mengusulkan, agar perusahaan yang aktif mengelola sampah yang dihasilkannya, diberi reward. Sehingga, tambah dia, upaya pengendalian sampah plastik bisa diupayakan sejak dari hulu.

Wartawan senior Saur Hutabarat mengungkapkan produsen makanan dan minuman harus didorong menggunakan kem....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement