REFLEKSI, anotasi, ataupun kritik terhadap sivitas akademika di lingkungan perguruan tinggi belakangan hangat diperbincangkan di ruang publik. Satu hal yang kerap menjadi catatan soal disparitas atau gap antara perguruan tinggi dan masyarakat. Perguruan tinggi dinilai asyik dengan dirinya, tanpa memperhatikan lingkungan di sekitarnya. Sebutan sivitas akademika berada di menara gading tampak menemukan konteksnya.
Tridarma perguruan tinggi (triangle academic) yang merupakan instrumen untuk mendekatkan sivitas akademika dengan publik justru kerap menjadi sekadar pekerjaan rutin as usual business. Alih-alih memiliki nilai ideologis yang kontributif dan advokatif terhadap kepentingan publik, instrumen itu kerap disimplifikasi menjadi konversi poin untuk kepentingan laporan beban kerja dosen (BKD), sasaran kinerja pegawai (SKP), dan laporan-laporan sejenisnya. Meski secara administratif, pelaporan itu tetap penting sebagai bagian dari pertanggungjawaban kinerja sebagai dosen.
Kritik terhadap dunia pendidikan tinggi belakangan ini harus dibaca sebagai bagian dari upaya mengembalikan ekosistem perguruan tinggi berada di tengah masyarakat. Produk luaran yang dihasilkan perguruan tinggi harus merefleksikan kebutuhan sekaligus bagian dari solusi....