NUSANTARA

Masa Suram Cianjur Selatan Menuju Titik Terang

Rab, 20 Jan 2021

BAGAIKAN seorang gadis ayu yang sedang mekar, kawasan Cianjur selatan, Jawa Barat, kini melangkah gemulai. Namun, kakinya yang mulus tak berlapis alas sehingga tidak leluasa berjalan cepat di atas tanah berkerikil.

Gadis ayu itu minta dipinang agar terlepas dari beban orangtuanya, Kabupaten Cianjur. Pasalnya, beban Kabupaten Cianjur memang teramat berat dengan luas wilayah mencapai 3.614 kilometer persegi.

Apalagi wilayah administratifnya terbagi menjadi 32 kecamatan dengan 354 desa yang tersebar di wilayah selatan, tengah, dan utara. Kabupaten Cianjur terdaftar sebagai daerah terluas kedua di Jawa Barat setelah Kabupaten Sukabumi.

Ada plus dan minus memiliki cakupan wilayah sedemikian luas. Salah satu sisi minusnya ialah anggaran yang terbatas membuat pembangunan tidak merata sehingga kesejahteraan masyarakat beda kecamatan menjadi timpang.

Tidak mengherankan bila Cianjur selatan yang bak gadis ayu justru terlihat kurang bergairah. Pembangunan benar-benar lambat. Kondisi geografi s yang notabene jauh dari pusat pemerintahan menjadi penyebab. Mendongkrak pembangunan wilayah selatan menjadi pekerjaan berat bagi Pemkab Cianjur, bahkan juga Pemprov Jabar, karena terkoneksi dengan wilayah lainnya di pesisir pantai selatan.

Lambatnya sentuhan pembangunan ke wilayahnya membuat sejumlah tokoh masyarakat kehilangan kesabaran dengan mewacanakan pemekaran. Para tokoh masyarakat itu berkumpul dalam sebuah forum bernama Paguyuban Masyarakat Cianjur Kidul (PMCK) sejak 1999.

Perjuangan agar Cianjur selatan menjadi daerah otonomi baru (DOB) seperti menembus batu cadas yang sangat keras. Selama 22 tahun perjuangan seperti menyiram air ke pasir. Tidak berbekas.

Beberapa kali ganti bupati, pertemuan antara eksekutif dan legislatif berujung mentok. Namun, kemarau setahun akan terhapus oleh hujan sehari. Angin segar pun mulai bertiup.

Di bawah kepemimpinan Herman Suherman yang ditugasi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Cianjur, wacana pemekaran DOB Cianjur Selatan semakin hangat terwujud. Momentumnya bertepatan dengan HUT ke-343 pada Juli 2020, pihak eksekutif dan legislatif akhirnya sepakat menandatangani persetujuan DOB Cianjur Selatan.

Penandatanganan dibubuhkan langsung oleh Plt Bupati Cianjur Herman Suherman dan Ketua DPRD Ganjar Ramadhan. Bahkan, secara seremonial sudah dilaksanakan peluncuran DOB Cianjur Selatan di Kecamatan Sindangbarang yang digadang-gadang akan menjadi pusat pemerintahan.

Bagi Bendahara Umum PMCK, Toto Iskandar, penandatanganan kesepakatan antara eksekutif dan legislatif menunjukkan perjuangan mewujudkan DOB Cianjur Selatan semakin dekat dalam genggaman. Apalagi sudah ada sinyal akan dimulai pembangunan berbagai sarana dan prasarana pemerintahan pada tahun ini.

“Percepatan pembangunan sarana dan prasarana pemerintah yang dibutuhkan akan dilaksanakan mulai 2021. Jadi, tahun ini sudah masuk RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Cianjur. Pertama yang dibangun ialah pendopo,” jelas Toto kepada Media Indonesia, barubaru ini.

Ada 14 kecamatan yang bakal memisahkan diri menjadi bagian dari DOB Cianjur Selatan. Ke-14 wilayah itu meliputi Kecamatan Sukanagara, Pagelaran, Pasirkuda, Tanggeung, Cijati, Kadupandak, Takokak, Cibinong, Cikadu Leles, Cidaun, Naringgul, Agrabinta, dan Sindangbarang.

Luas wilayah yang akan menjadi DOB Cianjur Selatan ditaksir mencapai 231.105,88 hektare. Wilayahnya tersebar di 161 desa dengan jumlah penduduk sekitar 629.499 jiwa.

Di Jabar sendiri terdapat 27 kota dan kabupaten. Idealnya, dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa, mestinya Jabar sudah terbagi menjadi 40 kota dan kabu....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement