UMKM GO DIGITAL

Memasarkan Tenun Tradisional lewat Medium Digital

Kam, 03 Feb 2022

PADA pertengahan 2015 saat Melie Indarto pulang ke kampung halamannya di Pasuruan, Jawa Timur, ia berkunjung ke beberapa kampung yang identik dengan komunitas pembatik dan penenun. Namun, suasana yang ia temukan di sana tidak sesemarak seperti halnya tempat industri kain tradisional. Tidak ada pasar lokal yang mengakomodasi, ditambah nihilnya regenerasi angkatan senior pembatik dan penenun.

Melie yang lama bermukim di Jakarta dan bekerja di bidang fesyen dan pemasaran lantas melihat situasi itu sebagai peluang untuk mengembangkan usaha sekaligus membantu para perajin kain tradisional tersebut. Dia bertekad untuk menghidupkan lagi komunitas pembatik dan penenun di Pasuruan, yang beberapa di antaranya ia temui di Desa Damarjati dan Karangrejo. Melie juga menjumpai petani ulat sutra di Desa Lawang.

“Aku dari awal set up komunitasnya, juga secara digital sudah kupersiapkan. Jadi, bangun komunitas, bikin akun Instagram, website, itu jalan bareng. Jadi, aku ulas di website itu bagaimana petani sutra, pembatik, dan petani ulat sutra untuk menarik peminat, termasuk dari luar negeri, karena aku bikin ceritanya dengan bahasa Inggris,” kata Melie, Direktur Kaind, produsen produk batik tenun sutra dengan pewarnaan alam asal Pasuruan, saat berbincang dengan Media Indone....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement