PENETAPAN Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) teknologi dan manufaktur menjadikan JIIPE sebagai kawasan industri terpadu paling kompetitif. KEK yang dibangun dengan skema kerja sama swasta PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan BUMN Pelindo III ini diproyeksikan mendatangkan banyak investasi dan menyerap banyak tenaga kerja sehingga diharapkan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dan Indonesia.
Sebagaimana diberitakan, JIIPE merupakan kawasan industri terbesar di Jawa Timur sekaligus kawasan industri terintegrasi pertama di Indonesia yang dilengkapi pelabuhan dan hunian eksklusif. Kombinasi fasilitas yang dimiliki JIIPE, lokasi strategis, dan status sebagai kawasan ekonomi khusus diharapkan dapat mendorong peningkatan daya saing industri di Indonesia. Di masa depan, hal inilah yang dipercaya akan menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang menarik.
Presiden Direktur PT AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo menyebut status KEK JIIPE akan memberikan manfaat besar bagi industri-industri yang berorientasi ekspor, substitusi impor, dan teknologi. Pasalnya, dengan status KEK, kata Haryanto, JIIPE mendapatkan fasilitas fiskal dan nonfiskal.
“Fasilitas fiskal itu seperti tax holiday, pembebasan bea masuk. Sementara itu, nonfiskal kita mendapatkan kemudahan untuk imigrasi, tenaga kerja, dan izin berusaha. Adanya pelayanan satu pintu di dalam kawasan JIIPE ini akan menghemat waktu dari tenant-tenant yang akan membangun pabriknya,” jelas Haryanto.
Haryanto juga melihat status KEK teknologi akan menarik industriindustri berteknologi tinggi. Hal ini akan menjadikan JIIPE sebagai kawasan industri 4.0 yang merupakan target untuk penguasaan teknologi dan know-how ke depan di Indonesia.
Bagi industri, JIIPE memiliki sejumlah nilai lebih. Pertama, JIIPE merupakan kawasan hijau. Haryanto menyebut dari awal JIIPE sudah didesain sebagai kawasan hijau dengan zero run off of water. “Jadi semua air kita tampung, baik air hujan, waste water, untuk kita kelola kembali dan jual kepada tenant-tenant kami,” jelasnya.
Selanjutnya, JIIPE juga menggunakan pembangkit tenaga listrik yang memakai gas alam sehingga lebih ramah lingkungan. “Saat ini kami sedang membangun juga tenaga listrik dari tenaga surya atau solar panel sehingga kita juga akan memiliki renewable energy. JIIPE telah memiliki izin usaha pembangkit tenaga listrik sebesar 572 megawatt. Jadi kita akan membangun baik pembangkit listrik tenaga gas maupun solar panel sesuai dengan kebutuhan daripada tenant-tenant kami,” papar Haryanto.
- Home
- Category
- POLKAM
- FOKUS
- EKONOMI
- MEGAPOLITAN
- OPINI
- SUARA ANDA
- NUSANTARA
- HUMANIORA
- INTERNASIONAL
- OLAHRAGA
- SELEBRITAS
- EDITORIAL
- PODIUM
- SELA
- EKONOMI DIGITAL
- PROPERTI
- KESEHATAN
- OTOMOTIF
- PUNGGAWA BUMI
- BELANJA
- JENDELA BUKU
- WAWANCARA
- TIFA
- PESONA
- MUDA
- IKON
- MEDIA ANAK
- TRAVELISTA
- KULINER
- CERPEN
- HIBURAN
- INTERMEZZO
- WEEKEND
- SEPAK BOLA
- KOLOM PAKAR
- GARDA NIRBAYA
- BULAKSUMUR
- ICON
- REKA CIPTA ITB
- SETARA BERDAYA
- EDSUS HUT RI
- EDSUS 2 TAHUN JOKOWI-AMIN
- UMKM GO DIGITAL
- TEKNOPOLIS
- EDSUS 3 TAHUN JOKOWI-AMIN
- PROMINEN
- EDSUS HUT 80 RI
- E-Paper
- Subscription History
- Interests
- About Us
- Contact
- LightDark
© Copyright 2020
Media Indonesia Mobile & Apps.
All Rights Reserved.