REKA CIPTA ITB

Membawa Program Pencegahan Stunting yang Solutif ke Bajawa

Sel, 01 Okt 2024

STUNTING, kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, masih menjadi persoalan kesehatan yang serius di Indonesia. Dampaknya bukan hanya pada pertumbuhan fisik anak, melainkan juga pada perkembangan kognitif dan produktivitas mereka pada masa depan. Tingginya angka prevalensi stunting juga akan menjadi tantangan besar bagi upaya mewujudkan generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.

Salah satu daerah dengan angka prevalensi stunting yang masih tinggi ialah Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT). Provinsi tersebut juga merupakan wilayah dengan data stunting tertinggi di Tanah Air. Kondisi itu disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya tingkat kemiskinan, kurangnya akses air bersih dan sanitasi, rendahnya tingkat pendidikan, pola asuh yang kurang tepatdan akses terbatas ke layanan kesehatan. 

Pemerintah Provinsi NTT telah menetapkan target untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 18% pada 2024. Berbagai program dan intervensi telah dilakukan untuk mencapai target itu, termasuk peningkatan akses ke layanan kesehatan, penyediaan makanan tambahan, edukasi gizi, serta peningkatan sanitasi dan air bersih, termasuk di Kabupaten Ngada. 

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement