KEKERASAN dalam rumah tangga ialah aib. Begitulah yang dulu dipahami Yuli, 38, perempuan penyintas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) asal Semarang, Jawa Tengah.
Sejak menikah, Yuli berpikir dengan patuh dan tunduk sepenuhnya kepada suami maka yang dia dapatkan kasih sayang dan perlindungan. Ternyata, suami Yuli sangat ringan tangan dan tak segan melakukan kekerasan fisik di hadapan anaknya.
“Anak saya sampai trauma. Saya tidak pernah terpikir bahwa akhirnya akan seperti ini. Saya tidak punya pegangan apa pun untuk hidup setelah bercerai,” ungkap Yuli di basecamp Asmarandhana, kemarin. Asmarandhana itu sendiri merupakan wadah bagi ibu penyintas kekerasan, ibu dari anak berkebutuhan khusus, dan ibu prasejahtera yang dii....