MEGAPOLITAN

Memerangi Kemacetan Akut di Jantung Kota

Sel, 21 Feb 2023

JAKARTA identik dengan kemacetan, kalau tidak macet, bukan Jakarta namanya. Kalimat tersebut sering kita dengar saat membicarakan kota metropolis itu. Berdasarkan data yang dirilis Tomtom Traffic Index baru-baru ini, kemacetan Jakarta berada di peringkat ke-29 dari 389 kota di dunia. Di ASEAN, Jakarta menempati urutan pertama kota paling macet. Di bawah Jakarta ada Bangkok di posisi ke-57, disusul Singapura pada posisi ke-127, dan Kuala Lumpur pada tempat ke-143.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta sudah mencapai 21,75 juta unit atau tumbuh 7,6% dengan proporsi tertinggi ialah sepeda motor mencapai 75,92%. Bayangkan jika seluruh kendaraan tersebut keluar pada waktu yang sama memenuhi jalanan Ibu Kota yang pertumbuhannya hanya 0,01% per tahun.

Untuk mengurangi jumlah kendaraan yang beredar di jalanan, berbagai upaya dilakukan pemangku kepentingan untuk mengatasi kemacetan akut tersebut, yaitu penerapan ganjil-genap pada waktu berangkat kerja pukul 06.00-10.00 WIB dan waktu pulang kerja mulai pukul 16.00-21.00 WIB. Kebijakan terbaru yang akan dijalankan, Dishub DKI akan menutup 27 u-turn atau putaran balik di lima wilayah Jakarta pada Juni 2023 yang ditengarai menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan. Selain menutup putaran bali....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement