BELAJAR dari pandemi covid-19, saat ini pendekatan one health dianggap sebagai metode pencegahan wabah yang bisa diandalkan. Menurut Anda bagaimana?
One health itu mengingatkan kita semua bahwa kesehatan itu tidak berada dalam ruang hampa. Kesehatan itu ada dalam konteks. Konteksnya itu bukan hanya ada di komunitas manusia, tetapi juga lingkungan, bahkan misalnya dengan climate change.
Jadi, kita tidak bisa memperhatikan atau mengatasi masalah kesehatan hanya dari segi kesehatan.
Sebenarnya konsep itu juga sudah cukup dipahami orang banyak. Misalnya kalau orang makannya nggak bener, istirahatnya enggak benar, itu kesehatannya nggak mungkin pulih.
Akan tetapi, hal itu seringkali tertutupi oleh sikap bahwa pemahaman banyak orang tentang kesehatan itu lebih terpusat pada kesakitan. Sehat ialah tidak sakit, begitu biasanya.
Padahal, kan seharusnya sehat itu ialah suatu hak asasi untuk manusia bisa menjadi produktif sesuai dengan bakat dan potensinya.
Jadi, kalau orang atau anak yang sehat itu, berarti anak yang bisa belajar, bisa sekolah, bisa main, bisa menikmati hidup dan menjadi dewasa dengan tumbuh kembang yang baik.
Pada orang dewasa tentu sehat itu produktivitas, dia berkontribusi pada lingkungannya, komunitasnya. Namun, di kita kan seringkali tidak kurang juga kesalahan dari orang kesehatan yang terlalu suka pada orang sakit.
Jadi, rumah sakit, yang pusatnya itu rumah orang sakit, puskesmas juga fokusnya ke penyakit.
Sebetulnya kalau kita lihat dan bicara dari segi epidemiologi, dari 100 orang yang ada itu, kira-kira 25% sakit. Namun, yang 75% itu kan dinamis, perlu dijaga supaya tidak masuk dan malah nambah ke yang 25% sakit tadi.
Bagaimana kerja pendekatan one health ini dalam mecegah ancaman wabah baru?
Kami mengikuti pandangan bahwa pemisahan ruang konseptual di antara bidang kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan lingkungan tidak akan sanggup menjelaskan bagaimana letusan wabah menyebarkan patogen zoonosis hingga menjadi pandemi global.
Pemisahan itu berlangsung karena suatu warisan yang diterima begitu saja tanpa sikap kritis. WHO di bawah United Nations (UN) mempromosikan pendekatatan one health (WHO 2017).
Bagi WHO, one health adalah pendekatan untuk merancang dan menerapkan program, kebijakan, perundang-undangan, dan penelitian yang mana berbagai sektor saling berkomunikasi dan bekerja sama untuk mencapai hasil kes....