OPINI

Mengapa Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Perlu Dihentikan?

Rab, 25 Jun 2025

SEJARAH itu seperti foto diri. Kita hadir dalam lakon pemotretan itu, merasakan silau lampu dan arahan sang juru kamera. Namun, tatkala cetakan foto hadir di tangan, kita justru raib dari sana. Barangkali terpinggirkan oleh guntingan fotografer yang kejam atau mungkin memang sengaja dienyahkan demi sebuah komposisi yang dianggap lebih elok. Metafora ini sekadar menggambarkan betapa di sana paradoks mengintai: kita adalah bagian dari yang diabadikan, tapi tak terjejak dalam keabadian itu sendiri. Sebuah ironi yang menggelayuti setiap narasi tentang masa lalu.

Kegelisahan ini seakan mendapatkan jawabannya melalui kesalahan fatal Menteri Kebudayaan yang terang-terangan mengatakan bahwa Tragedi Mei 1998 yang mana pemerkosaan massal terhadap perempuan etnik Tionghoa itu hanya rumor belaka. Tentu saja ini sontak menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan terutama kelompok perempuan.

Kita sudah lama tahu, sejarah dalam hakikatnya bukanlah sekadar deretan tahun dan nama dan bukan sekadar deretan fakta yang beku, melainkan sebuah jalinan narasi yang senantiasa hidup, berdialog dengan waktu, dan membentuk kesadaran kolektif. Ia adalah cermin yang memantulkan identitas sebuah bangsa s....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement