SUMBA, di Provinsi Nusa Tenggara Timur, ternyata mempunyai keragaman bahasa. Secara rasial, masyarakat Sumba memiliki campuran antara ras Melanesia dan Austronesia. Dengan banyaknya penelitian historis komparatif (LHK) oleh para ahli, sering kali ditemukan adanya perbedaan jumlah dialek yang ada di pulau tersebut.
Hal itu yang melatarbelakangi penelitian I Gede Budassi dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Bali. “Pada pengelompokan yang terdahulu menjelaskan bahwa di Sumba hanya terdapat satu bahasa. Pengelompokan yang dilakukan para ahli itu hanya sepintas saja. Tidak berdasarkan analisis kualitatif dan kuantitatif,” jelasnya saat membeberkan hasil penelitiannya pada acara seminar Membedah Bahasa, Menguak Budaya di UGM Yogyakarta, Rabu (8/12).
I Gede Budassi menyimpulkan terdapat tujuh bahasa di Pulau Sumba, yaitu Isolek Kodi (Kd), Wawewa (Ww), Laboya (Lb), Kambera (Km), Mamboro (Mb), Wanokaka (Wn), dan Anakalang (An). Menurutnya, ketujuh isolek (dialek geografis) di sana memiliki hubungan kekerabatan yang berbeda dan berada dalam satu kelompok bahasa, yaitu bahasa Sumba. "Presentase kognat (kekerabatan) tertinggi ada pada isolek Anakalang (An) dan Wawewa (Ww) sebesar 75,5%. Kemudian, disusu....