WEEKEND

Menguliti Kopi di ABCD School of Coffee

Min, 05 Mei 2024

INDUSTRI kopi yang makin melesat di Indonesia menarik banyak orang untuk menyelaminya. Informasi tentang kopi pun mudah diakses melalui internet. Namun, hal itu rupanya tak cukup. Untuk mempelajarinya secara komprehensif dibutuhkan akademi atau sekolah yang fokus membahas kopi dari hulu hingga hilir.

Media Indonesia berkesempatan mengikuti kelas dasar tentang kopi selama tiga hari di ABCD School of Coffee di Jakarta Selatan mulai Selasa (26/3). ABCD School of Coffee berawal dari Hendri Kurniawan yang mendirikan kios A Bunch of Caffeine Dealers, kemudian disingkat menjadi ABCD di Pasar Santa, Jakarta Selatan, pada 2012. Kios tersebut berfungsi sebagai kantor, tempat nongkrong, dan tempat berkumpulnya para praktisi kopi spesial.

Pada 2014, bersama Venerdi Handoyo, Izman Ramdhan, dan barista lainnya, Hendri memulai acara #ngopidipasar atau Ngopi di Pasar Tradisional setiap akhir pekan. Pada acara itu, orang-orang diundang untuk mencicipi kopi spesial tanpa harus membayar.

Media Indonesia mengikuti kelas ABCD (Appreciation, Brewing, Cupping, dan Defi nitive Espresso). Kelas ABCD adalah perjalanan from zero to cappuccino, meliputi pengenalan tentang biji kopi, sejarah, perdagangannya, lanjut ke analisis dan evaluasi kualitas kopi, belajar menyeduh kopi, hingga belajar membuat espresso dan latte art. Kelas ABCD dirancang untuk bisa diikuti oleh siapa saja dan sangat populer bagi yang ingin terjun ke dunia kopi, baik sebagai barista profesional maupun pemilik usaha kopi.

Awalnya, kita akan mengikuti kelas Appreciation. Kelas itu berlangsung selama 3 jam. Trainer ABCD School of Coffee, Christian Yodhie, bakal menjelaskan tentang sejarah ditemukannya kopi. Ia memaparkan bagaimana awalnya kopi ditemukan oleh penggembala sapi di Ethiopia pada tahun 850 Masehi. Lalu, pada abad ke-11, kopi dibawa keluar dari Ethiopia menuju Yaman oleh pedagang muslim dan menjadi populer di tanah Arab karena menjadi minuman pencegah kantuk. Dari situlah muncul nama kopi arabika.

Lalu, pada 1850-an, kopi robusta ditemukan di Kongo dan dibawa ke Belgia untuk diteliti oleh ilmuwan. Setelah diteliti, ternyata diketahui arabika merupakan mutasi dari robusta. Artinya, robusta merupakan spesies kopi pertama di dunia.

Untuk membedakan kopi arabika dan robusta bisa dilihat dari bentuk biji. Arabika berbentuk oval, sedangkan robusta lingkaran. Dari ketinggian, arabika tumbuh di dataran tinggi dan robusta tumbuh di dataran rendah. Arabika memiliki masa panen pertama selama 3-5 tahun, sedangkan robusta butuh waktu lebih cepat yakni 2-3 tahun. Arabika memiliki tingkat ketahahan terhadap penyakit yang rendah, sedangkan robusta lebih tahan terhadap penyakit. Dari kadar kafein, robusta memiliki dua kali lipat dari arabika. Arabika memiliki tingkat keasaman yang tinggi dan kandungan gula dua kali lebih banyak dari robusta sehingga menghasilkan rasa yang lebih kompleks.


undefinedPara peserta kelas kopi sedang memperhatikan teori yang disampaikan trainer ABCD School of Coffee. Satu kelas kopi biasanya terdiri dari 4-6 orang. Dok. ABCD School of Coffee
Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement