INTERNASIONAL

Meningkatnya Risiko Serangan Tiongkok terhadap Taiwan

Min, 11 Apr 2021

MILITER Amerika memperingatkan bahwa Tiongkok mungkin akan mempercepat jadwalnya untuk menguasai Taiwan.

Kekhawatiran tentang Taiwan muncul ketika Tiongkok menggunakan kekuatan baru dari pembangunan militer selama bertahun-tahun. Tindakan ini menjadi lebih agresif dengan Taiwan dan lebih tegas dalam sengketa kedaulat an di Laut China Selatan.

Beijing juga menjadi lebih konfrontatif dengan Washington, pejabat senior Tiongkok perang mulut dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam pembicaraan di Alaska bulan lalu.

Namun, langkah militer melawan Taiwan akan menjadi ujian bagi dukungan AS untuk pulau yang dipandang Beijing sebagai provinsi yang memisahkan diri itu. Bagi pemerintahan Biden, ini dapat memberikan pilihan untuk meninggalkan entitas yang ramah dan demokratis atau me nimbulkan perang habis-habisan karena alasan yang tidak ada di radar kebanyakan orang Amerika.

Amerika Serikat telah lama berjanji untuk membantu Taiwan mempertahankan dirinya, tetapi dengan sengaja tidak menjelaskan sejauh mana tindakannya dalam menanggapi serangan Tiongkok.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada Rabu menyatakan sangat prihatin pada pola upaya Tiongkok untuk mengintimidasi orang lain di kawasan itu, termasuk Taiwan.

“Amerika Serikat mempertahankan kapasitas untuk menolak setiap upaya kekerasan atau bentuk paksaan lain yang akan membahayakan keamanan atau sistem sosial atau ekonomi rakyat di Taiwan,” kata Price.

Akumulasi keprihatinan ini terkait dengan pandangan pemerintah bahwa Tiongkok ialah tantangan garis depan bagi Amerika Serikat dan bahwa lebih banyak upaya harus dilakukan segera baik secara militer, diplomatik, dan dengan cara lain untuk menghalangi Beijing karena berusaha menggantikan Amerika Serikat sebagai kekuatan utama di Asia. Beberapa pemimpin militer Amerika melihat Taiwan berpotensi menjadi titik nyala yang paling cepat.

“Kami memiliki indikasi bahwa risikonya benar-benar meningkat,” kata komandan militer AS paling senior di kawasan Asia-Pasifik, Laksamana Philip Davidson kepada panel Senat bulan lalu, merujuk pada langkah militer Tiongkok di Taiwan.

“Ancaman itu nyata selama dekade ini pada kenyataannya dalam enam tahun ke depan,” imbuhnya.

Beberapa hari kemudian, penerus Davidson, Laksamana John Aquilino, menolak untuk mendukung jangka waktu enam tahun, tetapi mengatakan kepada senator pada sidang konfirmasi bahwa, “Pendapat saya ialah masalah ini lebih dekat dengan kita daripada yang dipikirkan kebanyakan orang.”

....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement