PERNAH mendengar cerita tentang Abu Nawas dalam Panci Beranak? Jika belum saya nukilkan sedikit. Syahdan, suatu hari Abu Nawas meminjam panci kecil pada tetangganya. Setelah sekian lama, Abu Nawas lupa mengembalikan hingga ditagih oleh tetangganya. Abu Nawas mengembalikan panci itu dengan sebuah panci besar. Tetangganya bertanya kenapa dua panci yang dikembalikan. Abu Nawas menjawab, panci itu beranak. Senanglah tetangga itu. Suatu hari Abu Nawas kembali meminjam panci. Dengan senang hati tetangga meminjamkan sambil berharap Abu Nawas lupa mengembalikan. Benarlah kemudian Abu Nawas lupa mengembalikan dengan sangat lama.
Tetangga itu pun bertanya tentang pancinya, sambil berharap Abu Nawas akan mengembalikan panci dengan jumlah lebih banyak. Sayangnya, Abu Nawas hanya menjawab, “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Pancinya meninggal dunia.” Tentu saja tetangganya marah-marah, mana mungkin panci meninggal. Abu Nawas hanya menjawab, saat panci beranak kenapa diam saja, tetapi saat panci meninggal kenapa marah-marah. Cerita sederhana dengan pesan yang penuh makna tentang akal sehat. Manusia terkadang tidak merawat akal sehatnya karena hal-hal yang menurutnya menguntungkan dirinya. Begitu buntu....