PEMERINTAH terus menggenjot investasi asing dalam kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Ini merupakan bagian dari upaya pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pemain utama kendaraan listrik dunia.
Beberapa produsen mobil listrik ternama menjadi bidikan pemerintah, yakni perusahaan dari Amerika Serikat, Tesla Inc dan Ford Motor Company, untuk kendaraan listrik dan perusahaan Korea Selatan LG Energy Solution Ltd serta Hyundai Motor Group untuk produksi baterai listrik.
Untuk Tesla dan Ford, pemerintah masih tanpa henti mengelus dan merayu komitmen kedua produsen kendaraan listrik besar itu agar mau membenamkan investasi. “Soal mobil listrik jangan khawatir, masih on going. Sekarang Hyundai sudah masuk (investasi EV), Ford juga akan masuk. Kami harapkan Tesla akan masuk, yang sekarang masih berjalan prosesnya (negosiasi),” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Kerja Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Kamis (9/6).
Khusus Tesla, produsen mobil listrik milik Elon Musk itu sudah menyampaikan minat investasi di Indonesia sejak dua tahun lalu, tapi sampai sekarang masih belum ada kesepakatan.
Luhut juga mengklaim pabrikan otomotif asal Amerika Serikat lainnya, Ford, serius menjajaki bisnis mobil istrik dari hulu ke hilir atau end to end dalam industri kendaraan listrik.
“Mereka tahu tempat yang paling bisa (diajak investasi EV) itu ada di Indonesia. Semalam Ford ini masih diskusi dengan deputi saya, mereka akan datang ke sini untuk melihat investasi itu,” kata Luhut.
Pemerintah, lanjut Luhut, menjanjikan ada biaya produksi yang kompetitif kepada investor dalam investasi hijau. Indonesia pun bertekad mewujudkan ekosistem kendaraan listrik pertama di dunia. “Kalau mau bikin pabrik end to end dengan green product, the best place to go is Indonesia. Dengan cost listrik cuma US$5 sen per kWh, siapa bisa lawan kita,” sesumbar Luhut.
Luhut mengatakan negosiasi dengan Ford lebih maju daripada dengan Tesla Inc. Ia pun menegaskan, pemerintah tidak mau didikte dengan asing soal investasi energi terbarukan. Hal itu karena Indonesia dianggap memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga negara punya andil untuk mengatur semua urusan bisnis dalam negeri.
“Kita harus melihat equal (rata). Kita enggak mau diatur mereka. Kalau kalian tidak mau, ya sudah. Tidak boleh ada satu negara yang mendikte kita, Republik Indonesia. Posisi kita sangat bagus,” pungkasnya.
Dalam keterangan pers Ford yang diunggah dari laman resminya disebutkan, untuk bersaing dan menang di era baru kendaraan listrik, perusahaan itu berencana menginvestasikan lebih dari US$50 miliar secara global dari 2022 hingga 2026 untuk mengembangkan kendaraan listrik dan baterai.
Ford akan membangun beberapa pabrik mobil yang canggih dan efisien di dunia dengan menciptakan ribuan pekerjaan baru dan membangun rantai pasokan yang berkelanjutan.
“Ini memberi para pemangku kepentingan gambaran yang jelas soal peralihan ke kendaraan listrik, kami membangun warisan aksi iklim dan perlindungan lingkungan. Strategi per usahaan ialah soal ke berlanjutan terhadap planet ini,” kata Cynthia Williams, Direktur Global Keberlanjutan, Homologasi, dan Kepatuhan Ford.
Ford Motor Indonesia sempat menghentikan operasinya di Indonesia pada 2016. Enam tahun kemudian, tepatnya di Maret 2022, PT Mitra Bisnis (MB) anak perusahaan dari PT RMA Group mengumumkan rencana bisnis untuk distribusi kendaraan bersamaan dengan Ford di Indonesia.