OPINI

Moderasi Beragama ala Haedar Nashir

Rab, 15 Mei 2024

MODERASI beragama memang telah menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sebagai penjabaran salah satu dari tujuh agenda pembangunan, yaitu revolusi mental dan pembangunan kebudayaan. Namun, dengan membaca buku Jalan Baru Moderasi Beragama: Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir (penerbit Kompas, 2024), terlihat bahwa penerapan moderasi beragama itu sudah mulai dilakukan oleh Haedar Nashir jauh sebelum itu.

Pada tahap awal (2000-2005), moderasi beragama yang dilakukan Haedar Nashir lebih banyak dilakukan di internal Muhammadiyah. Ketika itu Nashir merupakan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang ketua umumnya ialah Ahmad Syafii Maarif. Ada dua program moderasi beragama yang dilakukan meski waktu itu tidak menggunakan istilah tersebut. Pertama, rasionalisasi dan demistifikasi pemahaman tentang takhayul, bidah, dan churafat dengan diperkenalkannya konsep dakwah kultural. 

Kedua, membongkar atau melunakkan kekakuan dalam hubungan antaragama dengan penerbitan buku Tafsir Tematik Al-Qur'an tentang Hubungan Sosial Antarumat Beragama (2000). Secara resmi, buku tersebut ditulis dan diterbitkan oleh Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

SHARE THIS

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement