MEGAPOLITAN

Modernisasi Pasar Jangan Pernah Berhenti

Sel, 15 Feb 2022

MODERNISASI pasar tradisional terus digencarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Modernisasi yang utama tentunya dilakukan dari sisi fisik pasar. Tiap tahunnya, Perumda Pasar Jaya melakukan revitalisasi terhadap bangunan pasar-pasar tradisional di Ibu Kota.

Namun, kegiatan revitalisasi pasar ini sempat terhenti karena pandemi pada 2020. Seperti diketahui, revitalisasi pasar di Jakarta masih mengandalkan sepenuhnya anggaran penyertaan modal daerah (PMD) dari Pemprov DKI. Adapun pada 2020, revitalisasi pasar terpaksa terhenti karena Pemprov DKI memfokuskan anggaran untuk penanganan covid-19.

Kemudian, pada tahun lalu, Manajer Humas Perumda Pasar Jaya, Gatra Vaganza, mengatakan pihaknya kembali dapat melakukan revitalisasi pasar seiring membaiknya pandemi dan kembali pulihnya keuangan Pemprov DKI.

Ada program revitalisasi untuk enam unit pasar, yaitu Pasar Kombongan, Pasar Cilincing, Pasar Gandaria, Pasar Timbul Kartini, Pasar Kwitang Dalam, dan Pasar Pecah kulit.

“Keenam pasar itu berkonsep pasar tersendiri, bukan pasar yang berdiri beserta rusun,” ungkap Gatra saat dihubungi Media Indonesia.

Anggaran untuk merevitalisasi pasar berkisar Rp12 miliar hingga Rp13 miliar per unitnya.

Tahun ini, Perumda Pasar Jaya kembali melakukan revitalisasi kepada tujuh pasar, di antaranya Pasar Sumur Batu, Pasar Cipinang Kebembem, Pasar Sawah Barat, Pasar Jatirawasari, Pasar Cilincing, dan Pasar Tanah Tinggi Poncol.

“Seluruhnya menggunakan PMD dari Pemprov DKI,” ujarnya.

Revitalisasi bangunan pasar tradisional yang umumnya sudah tua wajib dilakukan demi menghindari hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran di pasar. Masih jelas dalam ingatan peristiwa kebakaran di Pasar Minggu Blok C yang terjadi pada April 2021. Kebakaran meludeskan 389 kios di pasar yang sudah berdiri lebih dari 30 tahun itu.

Sementara itu, bagi pasar-pasar yang belum bisa tersentuh revitalisasi karena terbatasnya anggaran, Perumda Pasar Jaya bersama Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap pencegahan dan penanganan kebakaran.

Di sisi lain, modernisasi pasar tak hanya dilakukan dari segi bangunan, tetapi juga dari perilaku pedagang serta pembeli. Pemprov DKI sudah gencar mengampanyekan program tas belanja ramah lingkungan. Satu langkah ini berkaitan untuk menghadirkan pasar yang ramah lingkungan serta mendukung pengurangan tim bulan sampah plastik.

Namun, Gatra mengakui program ini berjalan tidak mudah. Masih cukup banyak pedagang yang menggunakan kantong plastik untuk membungkus barang dagangannya.

“Seperti misalnya di los basah ya, yang menjual daging ayam, ikan, sapi, ini masih agak sulit untuk tidak menggunakan kantong plastik. Pelan- pelan kita kampanyekan,” paparnya.

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement