OLAHRAGA

Momen Emosional Rafael Nadal

Sel, 27 Mei 2025

RAFAEL Nadal tampak emosional saat menghadiri seremoni perpisahaan khusus di Roland Garros, Minggu (25/5), yang diselenggarakan untuk merayakan warisan dan pencapaian luar biasa di ajang grand slam tanah liat tersebut.

Acara perpisahan digelar di Lapangan Philippe-Chatrier, tempat Nadal mencatat sejarah sebagai juara French Open sebanyak 14 kali, sebuah rekor yang belum tertandingi hingga kini. Nadal menutup kariernya dalam turnamen tersebut dengan rekor menang/kalah 112-4.“Selamat malam semuanya, ini sulit bagi saya,” ucap Nadal dengan suara bergetar, mencoba menahan tangis, seperti disiarkan ATP.

Di antara penonton yang hadir tampak Carlos Alcaraz dan bintang WTA Iga Swiatek, keduanya mengenakan kaus bertuliskan ‘Merci Rafa’ sebagai bentuk penghormatan.

Sejak meraih gelar pertamanya di Paris pada 2005, Nadal telah menjadikan Roland Garros sebagai wilayah kekuasaannya. Dominasi petenis asal Spanyol itu begitu nyata, khususnya dalam periode 2005 hingga 2008.

Saat itu, ia menyabet empat gelar berturut-turut dan mengalahkan petenis asal Swiss Roger Federer di tiga final, termasuk kemenangan telak pada 2008 ketika Federer hanya mampu mencuri empat gim.

“Saya tidak tahu harus mulai dari mana setelah bermain di lapangan ini selama 20 tahun terakhir. Menikmati, menderita, menang, kalah... Di atas segalanya, saya emosional karena berkesempatan bermain di sini,” kata Nadal, disambut tepuk tangan meriah dari penonton yang memadati stadion.

Sebuah montase video yang menggetarkan diputar di seluruh layar, menangkap pukulan forehand yang menggelegar, sorak-sorai kemenangan, dan gerakan mengangkat trofi ikonis yang menandai kekuasaannya di turnamen major lapangan tanah liat itu.

Menjelang akhir upacara, para pesaingnya yang hebat, Novak Djokovic, Roger Federer, dan Andy Murray, bergabung dengannya di lapangan. Hal itu menciptakan momen mengharukan yang menegaskan betapa besar pengaruh Nadal dalam sejarah tenis modern.


MOMEN NADAL

Setelah kekalahan mengejutkan di babak keempat dari Robin Soderling pada 2009, kekalahan pertamanya di Roland Garros, Nadal kembali pada 2010 untuk membalas kekalahan melawan petenis Swedia itu di final dan memulai lima tahun lagi dengan kemenangan beruntun.

Kemenangannya pada 2012 melawan Djokovic memberinya gelar ketujuh, melampaui Bjorn Borg. “Ini kisah luar biasa yang dimulai 2004 saat saya datang ke Roland Garros untuk pertama kalinya. Saya hampir tidak bisa berjalan karena cedera kaki,” kata Nadal.

La Decima tiba 2017, saat Nadal mengeklaim gelar Roland Garros ke-10 yang bersejarah dengan kemenangan dominan. Sebagian besar kesuksesan petenis Spanyol itu berkat pelatih Toni Nadal, yang membantu membimbing keponakannya meraih 10 gelar Roland Garr....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement