MELANDAINYA kasus korona di Ibu Kota dan adanya pengaruh kebijakan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2 ternyata berimbas pada persoalan lalu lintas. Macet pun kembali datang karena DKI sudah mulai kembali normal dan sudah mulai ada pelonggaran di beberapa lokasi, termasuk di tempat wisata.
Selain itu, banyaknya pekerja yang memulai work from office (WFO) dari sebelumnya work from home (WFH), serta dibolehkannya pembelajaran tatap muka (PTM) 100% di sekolah dan keputusan transportasi publik beroperasi 100% juga turut menyumbang kemacetan tersebut.
Dari hasil evaluasi Dinas Perhubungan DKI Jakarta atas PPKM level 2 minggu ke-4 (periode 29 Maret-4 April 2022) jika dibandingkan pada PPKM level 3 minggu ke-4 (periode 1-7 Maret 2022), secara umum mobilitas masyarakat ke tempat kerja meningkat hingga 11,57%.
Mobilitas masyarakat ke pusat transportasi umum juga meningkat 8,86%. Volume lalu lintas kendaraan bermotor hanya turun 0,89%. Naiknya mobilitas masyarakat ini juga berkesinambungan dengan naiknya jumlah penumpang angkutan umum.
Berdasarkan dari data Dinas Perhubungan DKI Jakarta secara umum, penumpang angkutan umum di berbagai moda mencapai 1.235.968 orang/hari atau mengalami peningkatan sebesar 21,93% jika dibandingkan dengan saat PPKM level 3 (1.013.646 orang/ hari).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan pihaknya akan mengoptimalkan pelayanan transportasi publik supaya masyarakat pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan transportasi umum untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.
Di sisi lain, DKI juga masih memperpanjang kebijakan pembatasan kendaraan berdasarkan pelat nomor ganjil-genap (gage) di 13 ruas jalan untuk membatasi mobilitas kendaraan pribadi.
Pemprov DKI Jakarta, kata Riza, berjanji akan terus melakukan perbaikan transportasi publik. “Tujuannya untuk nanti semaksimal mungkin kita gunakan, kita manfaatkan transportasi publik sehingga DKI Jakarta bisa lebih baik lagi, termasuk juga peningkatan jalur sepeda juga kami tingatkan,” ujar Riza.
Salah satu moda transportasi masyarakat, yakni MRT Jakarta yang kini secara bertahap telah meningkatkan kapasitas angkut hingga memperpanjang jam operasional pada hari kerja menjadi pukul 22.30 WIB.
Peningkatan kapasitas angkut hingga perpanjangan jam operasional ini, menurut Direktur Operasional PT MRT Jakarta M Effendi, dilakukan guna memfasilitasi mobilitas masyarakat. Alasannya, jumlah penumpang MRT Jakarta memang mulai meningkat signifi kan.
Selain itu, PT MRT Jakarta juga melakukan sejumlah langkah agar masyarakat merasa aman, nyaman, dan terjamin kesehatannya selama menggunakan moda transportasi itu. Dengan kebijakan ini diharapkan masyarakat yang ingin kembali bekerja di kantor bisa menggunakan MRT.
“Di antaranya kami memastikan MRT tetap aman dan mengikuti protokol covid-19. Kita bekerja sama dengan banyak transportasi lain sebagai feeders MRT untuk first mile (dari daerah selatan) dan last mile (dari MRT ke tempat kerja atau pusat belanja),” kata Effendi, akhir pekan lalu.
