INTERNASIONAL

New Delhi Mencatatkan Rekor Suhu Terpanas

Kam, 30 Mei 2024

SUHU di New Delhi, India, memecahkan rekor terpanas dengan 49,9 derajat celsius, pada Selasa (28/5) waktu setempat. Pada saat yang sama, curah hujan tinggi di Papua Nugini disebut sebagai penyebab utama tanah longsor yang menewaskan sekitar 2.000 orang.

Departemen Meteorologi India (IMD) melaporkan gelombang panas yang parah melanda ibu kota India dengan sembilan derajat celsius di atas prakiraan. Suhu di dua kota pinggiran New Delhi, Narela dan Mungeshpur, mencapai 49,9 derajat celsius.

Kondisi serupa diprakirakan akan terjadi pada Rabu (29/5) waktu setempat, di kota berpenduduk lebih dari 30 juta orang tersebut. Otoritas setempat mengeluarkan peringatan merah agar masyarakat berhati-hati. Pada Mei 2022, suhu di sebagian wilayah New Delhi mencapai 49,2 derajat celsius.

Penelitian ilmiah selama bertahun-tahun telah menemukan perubahan iklim menyebabkan gelombang panas menjadi lebih lama, lebih sering, dan lebih intens. Pihak berwenang New Delhi juga memperingatkan potensi krisis air bersih.

Menteri Perairan India Atishi Marlena menyerukan kepada masyarakat New Delhi untuk menghemat air. “Untuk mengatasi masalah kelangkaan air, kami telah mengambil sejumlah langkah seperti mengurangi pasokan air dari dua kali sehari menjadi satu kali sehari di banyak daerah,” kata Atishi, seperti dilansir dari Guardian, kemarin.

Banyak yang menyalahkan kenaikan suhu ini karena hembusan angin panas dari negara bagian Rajasthan, yang suhunya mencapai 50,5 derajat celsius.

Wilayah gurun Phalodi di Rajasthan memegang rekor suhu panas sepanjang masa di negara itu dengan 51 derajat celsius pada 2016.

Sebelumnya, negara bagian Benggala Barat dan Mizoram di timur laut India, dilanda angin kencang dan hujan lebat akibat Topan Remal, yang juga melanda Bangladesh. Tepatnya Minggu (26/5) waktu setempat, topan itu mengakibatkan 38 orang tewas di dua negara tersebut.


Curah hujan tinggi

Sementara itu, Perdana Menteri Papua Nugini James Marape menyalahkan curah hujan yang luar biasa dan perubahan pola cuaca sebagai penyebab berbagai bencana di negara Kepulauan Pasifik tahun ini, termasuk tanah longsor minggu lalu yang telah menewaskan ribuan orang.

Sebagian gunung di daerah Maip-Mulitaka di Provinsi Enga di utara Papua Nugini runtuh pada Jumat (24/5) dini hari. Marape mengatakan lebih dari 2.000 orang diperkirakan tewas, dan 70 ribu orang tinggal di daerah terdampak bencana ini.

“Masyarakat kami di desa itu tertidur untuk terakhir kalinya, tanpa mengetahui mereka akan menghembuskan napas terakhir karena mereka sedang ti....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement